Liputan6.com, Bandung COVID-19 varian Delta sudah ada ada kasusnya di sembilan daerah di Jawa Barat. Yakni Kabupaten Bandung, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung, Kota Depok, Kabupaten Karawang dan Subang.
Menurut Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, hal itu berdasarkan hasil analisis terhadap data pengurutan genom utuh (whole genome sequencing/WGS). Ridwan Kamil mengatakan COVID-19 varian Delta penularannya lebih cepat dari jenis virus COVID-19 lainnya.
Advertisement
“Virus varian Delta itu sama, menularnya cepat, mematikannya ternyata kalau dilawan dengan prokes tidak akan menular,” ujar Ridwan Kamil ditulis Bandung, Kamis, 1 juli 2021.
Guna menekan penyebaran varian delta di Jabar, Ridwan Kamil mengimbau masyarakat untuk memperkuat penerapan protokol kesehatan (prokes) 5M.
Berdasarkan laporan dari Rumah Sakit Borromeus, virus varian Delta ternyata sudah mencecar generasi muda.
“Varian Delta sudah mendapati pasien muda berdasarkan laporan dari RS Borromeus. Tapi, cepat sembuhnya,” kata Ridwan Kamil.
Simak Juga Video Berikut
RK Sebut Stok Oksigen Aman
Sementara itu untuk ketersediaan oksigen pasien COVID-19, Ridwan Kamil mengklaim mengatakan stok oksigen di Jabar masih aman.
Namun, kendalanya adalah manajemen distribusi oksigen menjadi tantangan yang harus segera diselesaikan.
"Ketersediaan oksigen mencukupi. Yang menjadi tantangan adalah manajemen distribusi. Di Depok langka, di Bandung melimpah. Sekarang dihitung, kalau bisa kita punya neraca manajemen oksigen dalam seminggu, dua minggu kedepan," jelas Ridwan Kamil.
Alasannya ucap Ridwan Kamil, karena Provinsi Jawa Barat juga turut membantu pasokan oksigen ke Jawa Tengah yang tengah mengalami kekurangan stok.
Untuk itu Ridwan Kamil meminta masyarakat yang sedang menjalani isolasi mandiri (isoman) untuk tidak berlomba-lomba menimbun tabung oksigen.
"Kita dahulukan kepada rumah sakit yang memang menurut kajian dokter dia perlu menggunakan tabung oksigen. Kalau yang isoman berasumsi sendiri untuk cadangan dan lain-lain nanti menimbulkan kewalahan suplai untuk rumah sakit yang lebih darurat," ungkap Ridwan Kamil.
Advertisement