Studi Oxford Ungkap Keuntungan Vaksin COVID-19 Campuran

Keuntungan dan efek samping vaksin COVID-19 campuran.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 02 Jul 2021, 08:00 WIB
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) menyetujui penggunaan vaksin Pfizer-BioNTech untuk anak-anak dengan batasan usia 12-15 tahun. (AFP/Luis Acosta)

Liputan6.com, London - Penelitian dari Universitas Oxford mendukung penggunaan vaksin COVID-19 secara campuran. Memberikan vaksin dosis berbeda disebut dapat memberikan imunitas yang lebih tahan lama, serta perlindungan yang lebih baik terhadap varian-varian baru.

Selain bisa melindungi dari varian COVID-19, strategi kombinasi vaksin juga bisa membuat klinik mengganti jenis vaksin jika persediaan vaksin dosis itu terinterupsi.

Dilaporkan BBC, Jumat (2/7/2021), studi tersebut berasal dari Com-Cov di Universitas Oxford. Studi ini menguji penggunaan kombinasi vaksin COVID-19 saat vaksinasi pertama dan kedua. Ahli vaksin Oxford, Profesor Matthew Snape, memimpin studi ini.

Profesor Snape berkata temuan studi ini sangat menarik dan di luar perkiraan. Terkait efek samping, kombinasi vaksin dilaporkan lebih banyak menyebabkan meriang, pusing, dan sakit otot, tetapi hanya jangka pendek saja.

Studi digelar Universitas Oxford bersama 830 sukarelawan berusia 50 tahun ke atas. Kemudian, ada tambahan 1.050 sukarelawan. Mereka yang mendapat vaksin campuran lebih banyak merasakan demam dan pusing ketimbang yang menerima vaksin sejenis.

Makin banyak negara yang mengizinkan pencampuran vaksin COVID-19, mulai dari Korea Selatan hingga Arab Saudi. Kanselir Jerman Angela Merkel juga memilih vaksin campuran.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.


Arab Saudi Juga Beri Izin

Ilustrasi bendera Arab Saudi (AFP Photo)

Kementerian Arab Saudi mengizinkan warga untuk mencampur dosis vaksin COVID-19 yang mereka dapatkan. Warga boleh mendapatkan suntikan vaksin dengan merk berbeda.

Sebelumnya, praktik serupa juga sudah diizinkan di Prancis, Korea Selatan, hingga negeri jiran Malaysia. 

Juru bicara Kemenkes Arab Saudi, Dr. Muhammad Al-Abdel Ali menyorot eksprimen global yang membolehkan vaksinasi dengan dua vaksin yang berbeda. Praktik ini juga telah dilaksanakan di negara Eropa seperti Prancis dan Denmark, seperti dilaporkan Saudi Gazette, Selasa (22/6).

Vaksin dengan dosis dua merk berbeda dinilai efektif melawan varian COVID-19. "Menyelesaikan dosis vaksin yang telah disetujui dapat melindungi dari semua mutasi," ujar Dr. Muhammad Al-Abdel Ali.

Sudah lebih dari 16 juta dosis vaksin COVID-19 yang disuntikan di Arab Saudi. Semua warga lantas diminta untuk ikut mendaftar program vaksinasi.

Ada empat vaksin yang lolos di Arab Saudi, yakni Pfizer-BioNTech, AstraZeneca, Moderna, dan Johnson & Johnson. Pendatang yang ingin masuk Arab Saudi juga harus disuntik dengan vaksin yang telah lolos di Saudi tersebut.

Berdasarkan hasil awal penelitian di Spanyol, memberikan dosis suntikan vaksin Pfizer-BioNTech kepada orang-orang yang sudah menerima dosis vaksin AstraZeneca diklaim sangat aman dan efektif.


Infografis COVID-19:

Infografis Sudah Vaksinasi Covid-19? Jangan Kendor 5M! (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya