Kepala Daerah Wajib Tingkatkan 3T dan Percepatan Vaksinasi Selama PPKM Darurat

Tito mengatakan, tracing perlu dilakukan sampai mencapai lebih dari 15 kontak erat per kasus konfirmasi. Kemudian karantina dilakukan terhadap orang yang teridentifikasi sebagai kontak erat.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 02 Jul 2021, 12:21 WIB
Mendagri Muhammad Tito Karnavian.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian lewat Instruksi Mendagri (Inmendagri) memerintahkan seluruh kepala daerah di Jawa dan Bali untuk memperkuat 3T yakni testing, tracing, treatment dan mempercepat proses vaksinasi selama pemberlakuan PPKM Darurat.

"Testing perlu terus ditingkatkan dengan target positivity rate kurang dari 10 persen, testing perlu terus ditingkatkan terhadap suspek yaitu mereka yang bergejala, dan juga kontak erat," tutur Tito sesuai isi Inmendagri, Jumat (2/7/2021).

Tito mengatakan, tracing perlu dilakukan sampai mencapai lebih dari 15 kontak erat per kasus konfirmasi. Kemudian karantina dilakukan terhadap orang yang teridentifikasi sebagai kontak erat.

"Setelah diidentifikasi, kontak erat harus segera diperiksa (entry-test) dan karantina perlu dijalankan. Jika hasil pemeriksaan positif maka perlu dilakukan isolasi. Jika hasil pemeriksaan negatif maka perlu dilanjutkan karantina. Pada hari ke-5 karantina, perlu dilakukan pemeriksaan kembali (exit-test) untuk melihat apakah virus terdeteksi setelah atau selama masa inkubasi. Jika negatif, maka pasien dianggap selesai karantina," jelas dia.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Percepatan Vaksinasi

Adapun treatment, Tito melanjutkan, perlu dilakukan dengan komprehensif sesuai dengan berat gejala. Hanya pasien bergejala sedang, berat, dan kritis yang perlu dirawat di rumah sakit, sementara isolasi perlu dilakukan dengan ketat untuk mencegah penularan.

"Upaya percepatan vaksinasi harus terus dilakukan untuk melindungi sebanyak mungkin orang dan upaya ini dilakukan untuk menurunkan laju penularan serta mengutamakan keselamatan mereka yang rentan untuk meninggal (seperti lansia, orang dengan komorbid) mengingat kapasitas kesehatan yang terbatas dan dampak jangka panjang dari infeksi Covid-19," Tito menandaskan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya