PBB Kembali Desak Militer Myanmar Segera Bebaskan Aung San Suu Kyi

PBB mendesak militer Myanmar untuk segera membebaskan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi dan Presiden Win Myint.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 02 Jul 2021, 17:06 WIB
Pengunjuk rasa antikudeta duduk di belakang poster dengan gambar pemimpin Myanmar yang digulingkan Aung San Suu Kyi selama unjuk rasa di Yangon, Myanmar, Senin (22/2/2021). Meski ada peringatan dari militer Myanmar, peserta demonstrasi tidak gentar. (AP Photo)

Liputan6.com, Yangon - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres mendesak militer Myanmar untuk segera membebaskan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi dan Presiden Win Myint.

Hal itu disampaikan oleh juru bicara asosiasi untuk Sekjen PBB Guterres, Eri Kaneko pada Kamis (1/7).

"Kami mengulangi seruan untuk segera membebaskan semua orang yang ditahan secara sewenang-wenang, dan itu termasuk Presiden Win Myint dan anggota dewan negara bagian Aung San Suu Kyi," kata Eri Kaneko, seperti dikutip dari Channel News Asia, Jumat (2/7/2021).

Diketahui bahwa Myanmar tengah berada dalam krisis sejak militer negara itu mengambil alih kekuasaan pada Februari 2021, dan menggulingkan pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi.

"Kami tetap sangat prihatin atas berlanjutnya kekerasan dan intimidasi, termasuk penangkapan sewenang-wenang, oleh aparat keamanan," pungkas Kaneko.

 


Militer Myanmar Bebaskan 2.000 Tahanan Anti-Kudeta

Seorang pengunjuk rasa memegang poster dengan gambar pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi (kanan) yang ditahan dan presiden Win Myint saat demonstrasi menentang kudeta militer di Yangon, Myanmar pada Sabtu (6/2/2021). Ribuan orang turun ke jalan-jalan untuk melawan kudeta. (YE AUNG THU / AFP)

Pada 30 Juni 2021, militer Myanmar membebaskan lebih dari 2.000 tahanan, yang di antara mereka merupakan wartawan dan lainnya adalah warga yang dituduh melakukan penghasutan karena ikut serta dalam protes, menurut laporan media lokal.

Banyak penentang militer telah ditahan, beberapa menghadapi hukuman, di bawah undang-undang yang mengkriminalisasi komentar yang dapat menyebabkan ketakutan atau menyebarkan berita palsu.

Lebih dari 880 warga sipil telah tewas dalam bentrokan dengan Dewan Administrasi Negara - disebut sebagai pemerintah militer Myanmar.

Ada hampir 6.500 warga yang ditangkap akibat bentrokan itu, menurut kelompok pemantau lokal.

Setelah otoritas setempat mengumumkan pembebasan itu, setidaknya 200 orang berkumpul di luar penjara Insein di Yangon, berharap untuk segera bertemu kerabat mereka yang dibebaskan, menurut seorang wartawan AFP.


Infografis Penangkapan Aung San Suu Kyi dan Kudeta Militer Myanmar

Infografis Penangkapan Aung San Suu Kyi dan Kudeta Militer Myanmar. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya