PPKM Darurat di Jawa dan Bali, Apa Saja Sektor Saham yang Kena Imbasnya?

Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat mulai berlaku pada 3-20 Juli 2021 di Jawa dan Bali. Lalu bagaimana dampaknya terhadap sektor saham?

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 02 Jul 2021, 16:56 WIB
Pekerja melintas di depan layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,34% ke level 5.014,08 pada pembukaan perdagangan sesi I, Senin (8/6). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menyatakan sejumlah kebijakan terkait pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) atau PPKM Darurat. PPKM Darurat tersebut diterapkan mulai 3-20 Juli 2021.

Melihat hal ini, Pengamat Pasar Modal dan Direktur Anugerah Mega Investama, Hans Kwee menyebut hampir semua sektor tak diuntungkan dari kebijakan PPKM Darurat. Hanya saja yang memiliki pengaruh paling besar ialah ritel.

"Yang enggak diuntungkan seperti retail ya, tapi dengan adanya penurunan di sektor ritel yang lain juga turun seperti energi dan minyak. Karena memang aktivitas belanja orang juga akan sangat berpengaruh," kata Hans kepada Liputan6.com, Jumat (2/7/2021).

Saat disinggung sektor apa saja yang kemungkinan meningkat di tengah berlakunya PPKM Darurat, Hans menyebut bila teknologi menjadi yang paling diuntungkan.

"Mungkin sektor yang paling diuntungkan itu teknologi karena orang akan tetap menggunakan ini untuk sekolah dan bekerja selama PPKM Darurat," ujar Hans.

Meski demikian, sektor infrastruktur disebut Hans tak akan terpengaruh terlalu besar karena pemerintah masih mengizinkan sektor ini berjalan selama kebijakan berlaku.

"Infrastruktur masih boleh jalan, jadi tidak terlalu signifikan, transportasi iya pasti turun, Pariwisata juga turun. Memang lebih banyak yang terpukul dengan kebijakan ini," tuturnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Emiten Logistik dan Telekomunikasi Bakal Diuntungkan

Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu, Analis PT Pilarmas Investindo Sekuritas, Okkie Ardiastama menuturkan, emiten ritel dan transportasi memiliki potensi terkena dampak PPKM Darurat.Kebijakan tersebut dapat menahan masyarakat dalam beraktivitas, sehingga berpotensi memberikan tekanan pada kinerja emiten tersebut," kata dia.

Ia mengatakan, penerapan PPKM Darurat akan menekan kinerja emiten ritel dan transportasi pada kuartal III 2021.

"Kami melihat tahun ini kinerja emiten ritel dan transportasi masih berpotensi tertekan, namun dapat lebih baik dibandingkan tahun lalu. Pelonggaran aktivitas di tahun ini dinilai menjadi trigger tersebut," kata dia.

Sedangkan emiten logistik dan telekomunikasi, menurut Okkie masih berpeluang baik seiring perubahan gaya hidup masyarakat. Pemulihan ekonomi juga akan menjadi sentimen positif untuk sektor saham tersebut.

"Kami melihat emiten logistik dan telekomunikasi masih dapat bergerak leluasa seiringan dengan perubahan gaya hidup masyarakat yang saat ini mengalihkan akvitasnya dari konvensional ke digital," kata dia.

Untuk pilihan saham yang dapat dicermati antara lain PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA), PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT Smarfren Telecom Tbk (FREN).

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya