Liputan6.com, Washington D.C - Perempuan yang ditunjuk Presiden Amerika Serikat Joe Biden mewakili 60 persen anggota staf Gedung Putih.
Anggota staf Gedung Putih yang berasal dari berbagai masyarakat etnis pun mencapai 44 persen.
Advertisement
Dikutip dari laman VOA Indonesia, Sabtu (3/7/2021) hal itu diumumkan oleh Gedung Putih pada 1 Juli 2021 ketika merilis laporan personel tahunannya kepada Kongres AS.
Gedung Putih membeberkan, laporan itu termasuk nama, gelar, dan gaji dari semua penunjukan politik, dan memperlihatkan pemerintahan Biden adalah yang paling beraneka susunan etnis stafnya, sejalan dengan komitmen presiden Demokrat tersebutr untuk membangun sebuah pemerintahan yang mencerminkan susunan masyarakat AS, demikian dikatakan dalam laporan kantor berita Reuters.
Laporan Gedung Putih juga memperlihatkan senjang antara laki-laki dan perempuan hanya sedikit dibawah 1 persen di mana perempuan rata-rata pendapatannya sebesar US$ 93.752 dan laki-laki rata-rata US$ 94.639.
Sekretaris Pers Gedung Putih, Jen Psaki, dan Kepala Staf Gedung Putih, Ron Klain memiliki gaji paling besar yang mencapai US$ 180 ribu per tahun.
Dalam 100 Hari Pertama, Pemerintahan Biden Rekrut 1.500 Orang di Pemerintah Federal
Adapun seorang pengacara dari Komisi Komunikasi Federal (FCC), Elizabeth Hone, yang menjadi penasihat khusus urusan broadband, memiliki pendapatan sebesar US$ 183.164 per tahun.
Dalam 100 hari pertamanya, pemerintahan Biden telah merekrut 1.500 orang di seluruh jajaran pemerintah federal - dua kali lipat dari perekrutan yang dilakukan pemerintahan sebelumnya.
Pemerintahan Biden yang mencerminkan "rata-rata kesetaraan" gaji untuk perempuan dan laki-laki.
Hal itu berbeda dengan pemerintahan pendahulunya, Donald Trump, di mana kesenjangan pendapatan mencapai 20 persen. Juga pemerintahan Obama masih memiliki kesenjangan pendapatan gender sebesar 11 persen dalam tahun terakhirnya.
Advertisement