Anies Baswedan soal Kapasitas Tempat Tidur di RS Rujukan Covid-19: Posisi Beresiko

Anies Baswedan menyatakan keterisian tempat tidur isolasi dan ICU di RS rujukan Covid-19 di Ibu Kota masih di atas 90 persen.

oleh Ika Defianti diperbarui 02 Jul 2021, 23:35 WIB
Petugas jaga mengecek data pasien COVID-19 yang dibawa petugas medis di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Kamis (10/9/2020). Pemerintah menyiapkan 2.700 tempat tidur di RSD Wisma Atlet untuk merawat pasien COVID-19 dengan kondisi sedang dan ringan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan keterisian tempat tidur isolasi dan ICU di RS rujukan Covid-19 di Ibu Kota masih di atas 90 persen.

Hal tersebut disampaikannya melalui akun YouTube Pemprov DKI Jakarta pada Jumat (2/7/2021).

Anies menyatakan pihaknya terus melakukan penambahan tempat tidur isolasi ataupun ICU. Hingga 2 Juli 2021 sebanyak 11.134 unit tempat tidur isolasi dan telah terpakai 10.220 unit atau 92 persen.

"Sepanjang masa pandemi kapasitas tempat tidur kita selalu di atas ketimbang jumlah pasien. Sekarang kita diposisi sangat beresiko mepet sekali dan kita harus menambah tempat untuk penampungan perawatan untuk saudara kita yang terpapar," kata dia.

Sedangkan untuk tempat tidur ICU yang tersedia sebanyak 1.344 unit dan telah terpakai 1.268 atau 94 persen.

Anies menyampaikan bawah pihaknyat terus menaikan kapasitas tempat tidur isolasi dan ICU bagi pasien Covid-19 pada puncak gelombang pertama Februari 2021.

"Apabila kapasitas tidak dinaikan maka rumah sakit sudah akan kolaps sejak 16 Juni 2021," jelas Anies.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Hadapi Badai

Sebelumnya, Anies meminta semua jajaran Pemprov DKI ikut serta dalam pelaksanaan PPKM Darurat di Ibu Kota.

Hal tersebut disampaikannya dalam akun YouTube Pemprov DKI Jakarta pada Jumat (2/7/2021).

Anies mengibaratkan kondisi jalan merupakan sebuah pesawat terbang yang tengah mengalami turbulensi. Sedangkan jajaran dari Pemprov DKI merupakan awak yang berada di kokpit dan harus mengarahkan para penumpang.

"Ini adalah pertemuan persiapan untuk menghadapi badai turbulensi yang akan kita sama-sama hadapi 2 minggu ke depan atau lebih. Jakarta memasuki kondisi darurat," kata Anies.

Dia menjelaskan biasanya saat kondisi turbulensi para penumpang diwajibkan duduk dan mengencangkan ikat pinggang. Mereka dilarang untuk meninggalkan kursi penumpangnya, hal yang sama dengan PPKM Darurat yang membatasi mobilitas masyarakat.

Sedangkan untuk pengendalian pandemi saat ini terdapat dua rute yang harus dilalui yakni vaksinasi atau terpapar Covid-19 agar tercipta imunitas.

"Alhamdulillah kabar baiknya target vaksinasi umur lebih dari 18 tahun 8,8 juta sudah tercapai vaksin pertama sebanyak 4,4 juta persen," ucap dia.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya