Rugi Bumi Resources Menyusut Jadi Setara Rp 168,81 Miliar Selama Kuartal I 2021

PT Bumi Resources Tbk meraup pendapatan USD 191,25 juta selama tiga bulan pertama 2021. Realisasi pendapatan ini turun 25,67 persen.

oleh Agustina Melani diperbarui 03 Jul 2021, 09:26 WIB
Aktivitas pekerja saat mengolah batu bara di Pelabuham KCN Marunda, Jakarta, Minggu (27/10/2019). Berdasarkan data ICE Newcastle, ekspor batu bara Indonesia menurun drastis 33,24 persen atau mencapai 5,33 juta ton dibandingkan pekan sebelumnya 7,989 ton. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bumi Resouces Tbk (BUMI) mencatat pendapatan turun selama kuartal I 2021. Di sisi lain, perseroan masih mencatat rugi meski menyusut pada tiga bulan pertama 2021.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (3/7/2021), PT Bumi Resources Tbk meraup pendapatan USD 191,25 juta atau sekitar Rp 2,76 triliun (asumsi kurs Rp 14.454 per dolar AS) selama tiga bulan pertama 2021.

Realisasi pendapatan ini turun 25,67 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 257,33 juta. Beban pokok pendapatan merosot 31,05 peren menjadi USD 164,21 juta dari periode sama kuartal I 2020 sebesar USD 238,16 juta.

Laba bruto naik 41,03 persen dari USD 19,17 juta menjadi USD 27,03 juta pada kuartal I 2021. Beban usaha turun dari USD 17,15 juta pada kuartal I 2020 menjadi USD 14,60 juta. Hal itu mendorong laba usaha naik 516,51 persen menjadi USD 12,43 juta pada kuartal I 2021 dari periode sama tahun sebelumnya USD 2,01 juta.

Perseroan mencatat laba neto entitas asosiasi dan ventura bersama naik 100,36 persen dari USD 18,40 juta pada kuartal I 2020 menjadi USD 36,88 juta pada kuartal I 2021. Penghasilan bunga turun dari USD 746.558 pada kuartal I 2020 menjadi USD 517.944 pada kuartal I 2021.

Beban bunga dan keuangan naik menjadi USD 53,87 juta pada kuartal I 2021 dari periode sama tahun sebelumnya USD 51,98 juta.  Pos lain-lain mencatat untung USD 96.083 pada kuartal I 2021 dari periode sama tahun sebelumnya rugi USD 1,61 juta.

PT Bumi Resources Tbk masih mencatat rugi selama kuartal I 2021 tetapi menyusut. Perseroan rugi USD 11,67 juta atau sekitar Rp 168,81 miliar (asumsi kurs Rp 14.454 per dolar AS) pada kuartal I 2021, atau turun sekitar 66,72 persen dari periode sama tahun sebelumnya rugi USD 35,09 juta. Perseroan menyatakan rugi perseroan karena faktor non batu-bara.

Total liabilitas perseroan turun menjadi USD 3,28 miliar pada 31 Maret 2021 dari periode Desember 2020 sebesar USD 3,29 miliar. Total ekuitas perseroan sebesar USD 125,49 juta pada kuartal I 2021.

Aset perseroan merosot menjadi USD 3,41 miliar pada kuartal I 2021 dari periode Desember 2020 sebesar USD 3,42 miliar. Perseroan mengantongi kas dan bank sebesar USD 51,90 juta pada kuartal I 2021 dari periode Desember 2020 sebesar USD 56,14 juta.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Operasional Perseroan

Aktivitas pekerja saat mengolah batu bara di Pelabuham KCN Marunda, Jakarta, Minggu (27/10/2019). Berdasarkan data ICE Newcastle, ekspor batu bara Indonesia menurun drastis 33,24 persen atau mencapai 5,33 juta ton dibandingkan pekan sebelumnya 7,989 ton. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Dari sisi operasional, perseroan mencatat produksi turun tujuh persen menjadi 19,3 metrik ton (MT) pada kuartal I 2021 dari periode sama tahun sebelumnya 20,8 MT. Harga jual rata-rata meningkat 8 persen dari USD 49 pada kuartal I 2020 menjadi USD 53,1 pada kuartal I 2021.

Peningkatan ini sejalan dengan pemulihan harga batu bara global dan tren kenaikan saat ini yang dipicu ketidakseimbangan pasokan dan telah membawa harga batu bara ke level tertinggi dalam 10 tahun.

Selain itu, perseroan telah membayar USD 341,7 juta atas utang pokok dan bunga tranche A. “Dengan membaiknya sektor batu dan tren kenaikan harga batu bara yang masih berlanjut pada kuartal II 2021,” tulis Direktur PT Bumi Resources Tbk, Dileep Srivastava dalam keterbukaan informasi BEI.

Ia mengharapkan dapat meningkatkan kinerja secara signifikan pada 2021 meski pandemi COVID-19 di Indonesia masih mempengaruhi pemulihan ekonomi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya