Liputan6.com, Jakarta - Hasil Rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 7 Mei 2021 memutuskan PT Bank Harda Internasional Tbk (BBHI) ganti nama menjadi PT Allo Bank Indonesia Tbk.
Hal tersebut disampaikan perseroan melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), dilansir Sabtu (3/7/2021).
Advertisement
"Bersama ini kami sampaikan Salinan Keputusan Deputi Komisioner Pengawas Perbankan I Otoritas Jasa Keuangan Nomor KEP-48/PB.1/2021 tanggal 30 Juni 2021 tentang Penetapan Penggunaan Izin Usaha atas nama PT Bank Harda Internasional Tbk menjadi Izin Usaha atas nama PT Allo Bank Indonesia Tbk untuk Saudara ketahui, tata usahakan dan gunakan sebagaimana mestinya," tulis perseroan.
Perseroan sebelumnya telah menunjuk surat-surat No.100/BHI.OJK/VI/2021 tanggal 3 Juni 2021 dan No.108/BHI.OJK/VI/2021 tanggal 8 Juni 2021 perihal Permohonan Perubahan Nama Bank.
Sehubungan dengan perubahan nama tersebut, perseroan juga menyampaikan dua poin penting yakni:
1. Seluruh perjanjian atau kontrak dengan para nasabah debitur atau mitra usaha yang telah ditandatangani dengan menggunakan nama PT Bank Harda Internasional Tbk masih tetap beralaku.
2. Buku cek, bilyet giro, tabungan dan bilyet deposito yang memuat nama dan logo PT Bank Harda Internasional Tbk masih dapat dipergunakan hingga perseroan memberitahukan kepada nasabah mengenai nperubahan buku cek, bilyet giro, tabungan dan bilyet deposito baik melalui surat tertulis kepada nasabah maupun melalui pengumuman di kantor pusat atau website PT Allo Bank Indonesia Tbk.
Pada penutupan perdagangan saham Jumat, 2 Juli 2021, saham PT Bank Harda Internasional Tbk (BBHI) naik 9,49 persen ke posisi Rp 3.460 per saham. Saham BBHI naik 10 poin ke posisi Rp 3.170.
Saham Bank Harda Internasional berada di posisi tertinggi Rp 3.500 dan terendah Rp 3.160 per saham. Total frekuensi perdagangan 6.018 kali dengan volume perdagangan 142.242. Nilai transaksi harian saham Rp 47,6 miliar.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Bank Harda Tambah Modal Melalui Rights Issue
Sebelumnya, PT Bank Harda Internasional Tbk (BBHI) akan menambah modal dengan mekanisme hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue dengan menerbitkan 7,5 miliar saham dengan nilai nominal Rp 100.
Jumlah saham yang diterbitkan itu sekitar 179,20 persen dari modal ditempatkan disetor penuh. Pelaksanakan penambahan modal ini dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dari rapat umum pemegang saham (RUPS). PT Bank Harda Internasional Tbk akan gelar RUPS pada 7 Mei 2021.
Perseroan akan menggunakan dana hasil rights issue untuk memperkuat struktur permodalan dalam pengembangan usaha perseroan. Hal ini termasuk pengembangan kredit bank secara konvensional dan digital banking.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), rencana rights issue akan meningkatkan modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan sekitar 64,19 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
"Dengan asumsi harga pelaksanaan sama dengan nilai nominal saham sebesar Rp 100 per saham, ekuitas perseroan akan meningkat sebanyak-banyaknya Rp 750 miliar,” demikian mengutip dari keterbukaan informasi BEI.
Dengan demikian, perseroan akan memenuhi ketentuan modal inti minimum sesuai dengan ketentuan perbankan yang berlaku.
Perseroan menyatakan, pemegang saham yang tidak melaksanakan rights issue akan terkena dilusi kepemilikan maksimum sebesar 64,18 persen dari persentase kepemilikan saham dalam perseroan.
Advertisement