Liputan6.com, Jakarta - Saat melakukan pemeriksaan PCR untuk COVID-19, seseorang biasanya akan mendapatkan informasi mengenai CT value dalam surat hasil tes usapnya. Ada anggapan bahwa angka yang tertera di sana menentukan kesembuhan pasien.
Namun, menurut praktisi kesehatan, dokter spesialis penyakit dalam Andi Khomeini Takdir, untuk menentukan sembuh atau tidaknya pasien terinfeksi virus corona tidak hanya melihat dari angka CT value-nya saja.
Advertisement
"Para dokter itu tidak hanya mengevaluasi sembuh dan sakitnya seseorang dari hasil laboratorium saja," kata dokter yang juga berpraktik di RSDC Wisma Atlet itu dalam dialog KPCPEN beberapa waktu lalu, ditulis Minggu (4/7/2021).
Andi mengatakan, yang paling penting adalah melihat bagaimana performance atau tampilan dari pasien COVID-19 itu sendiri.
"Kalau dari pasiennya mengatakan 'Saya sudah semakin bugar, Dok' tadinya lemas sekarang sudah fit kembali, itu adalah salah satu parameter kesembuhan dia," ujarnya.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Perhatikan Berbagai Aspek
Selain itu, parameter lain misalnya apakah radang paru yang dilihat dari foto rontgen, sudah teratasi atau belum. Pertimbangan lainnya seperti profil darah pasien.
"Jadi ada banyak sekali aspek-aspek yang harus dievaluasi sebelum menyatakan pasien itu sembuh atau masih harus melanjutkan perawatan. Tidak hanya melihat CT PCR," kata Andi.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa apabila berada di angka 31 hingga 40, CT value dapat dinyatakan baik. "Berarti konsentrasi virus itu rendah sekali sampai dibutuhkan CT yang tinggi," ujarnya.
Advertisement
Tak Bisa Jadi Satu-satunya Penentu Kesembuhan
Andi menjelaskan CT atau cycle threshold bisa diartikan secara sederhana berapa kali virus tersebut menggandakan dirinya terlebih dahulu, hingga akhirnya dapat terdeteksi.
"Tapi lagi-lagi kita juga tahu bahwa virus yang tergradasi itu kadang masih ada 'sampah-sampahnya.' Nah ini masih bisa dikenali," kata Andi.
"Jadi kita tidak bisa jadikan lagi-lagi, CT sebagai pedoman ini sudah sembuh. Lihat secara keseluruhan datanya, baru kita bilang ini masih lanjut perawatan, ini boleh lanjut aktivitas, kembali bekerja, dan seterusnya."
Meski sudah sembuh pun, Andi menegaskan bahwa seseorang harus tetap melaksanakan protokol kesehatan, seperti menggunakan masker agar tidak kena COVID-19 untuk kedua kalinya.
Infografis Perilaku 3K Bantu Kesembuhan Pasien Covid-19 Lebih Cepat
Advertisement