Liputan6.com, British Columbia - Beberapa warga di negara bagian British Columbia, Kanada telah diperintahkan untuk mengungsi karena kebakaran hutan yang sedang berkobar di seluruh provinsi Kanada menyusul gelombang panas rekor yang menurut para pejabat berkontribusi pada ratusan kematian.
Dikutip dari Aljazeera, Minggu (4/7/2021), kebakaran hutan tersebut dianggap aktif di seluruh British Columbia pada Sabtu 3 Juli 2021, termasuk 76 yang dilaporkan selama dua hari terakhir.
Advertisement
Distrik Regional Thompson-Nicola, yang mencakup sebelas kota di pusat provinsi, mengatakan sembilan perintah evakuasi yang mendesak warga untuk segera meninggalkan rumah mereka pada Sabtu sore waktu setempat.
Empat peringatan evakuasi yang menyarankan warga untuk bersiap pergi dalam waktu singkat, juga telah berlangsung.
"Secara umum, kami tiga minggu lebih cepat dari siklus pengering kami," kata Cliff Chapman, direktur operasi regional untuk British Columbia Wildlife Service.
"Ini tidak benar-benar sebanding dengan musim di masa lalu hanya karena gelombang panas yang terjadi pada bulan Juni."
Chapman mengatakan sekitar 12.000 sambaran petir dilaporkan di seluruh provinsi pada hari Kamis 1 Juli 2021 saja.
Kebakaran terjadi setelah provinsi paling barat Kanada mengalami suhu yang memecahkan rekor selamas eminggu terakhir, dengan desa Lytton -- sekitar 275 kilometer timus laut Vancouver di pedalaman British Columbia -- memecahkan rekor di seluruh Kanada beberapa hari terturut-turut.
Lytton juga telah memerintahkan evakuasi masyarakat luas setelah kebakaran besar terjadi pekan ini, memaksa penduduk untuk evakuasi. Setidaknya telah dilaporkan dua korban.
"Ada kepanikan belaka," kata Kepala Lytton First Nation John Haugen.
Banyak Orang Tua yang Menjadi Korban Gelombang Panas
Kepala koroner British Columbia Lisa Lapointe mengatakan pada hari Jumat 2 Juli 2021 bahwa ada 719 kematian yang dilaporkan antara 25 Juni dan 1 juli -- tiga kali lebih banyak daripada yang biasanya dilaporkan.
Ia mengatakan banyak dari kematian terjadi antara orang tua yang tinggal sendirian di tempat tinggal pribadi dengan ventilasi minimal.
"Kami merilis informasi ini karena diyakini kemungkinan cuaca ekstrem dalam seminggu terakhir merupakan faktor penyumbang yang signifikan terhadap peningkatan jumlah kematian," jelas Lapointe.
Reporter: Paquita Gadin
Advertisement