Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada Senin (5/7/2021). Pergerakan IHSG akan dibayangi sentimen perkembangan jumlah kasus COVID-19.
Direktur PT Anugerah Mega Investama, Hans Kwee menuturkan, pelaku pasar sangat memperhatikan peningkatan kasus COVID-19 akibat varian delta yang menganggu pembukaan aktivitas ekonomi.
Advertisement
Sentimen lainnya yaitu pelaku pasar akan mencermati pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat mulai 3-20 Juli 2021. Ia menyampaikan jika PPKM Darurat sudah satu minggu dan kasus tidak turun, bakal berdampak terhadap bursa saham.
"Kalau PPKM darurat sudah satu minggu, dan kasus tidak turun pasar saham mungkin akan panik,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com lewat pesan singkat.
Hans menuturkan, fokus investor berikutnya adalah rilis laba emiten kuartal II 2021. Selain itu, pelaku pasar akan melihat perkembangan RUU Infrastruktur Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden yang dapat membantu pasar saham menjadi momentum kenaikan,” kata dia.
Selain itu, investor juga akan mencermati risalah meeting the Fed pada Juni yang akan dirilis pekan ini untuk melihat review terbaru tentang inflasi, pengurangan pembelian aset obligasi.
"IHSG berpeluang konsolidasi menguat di awal pekan dan berpotensi terkoreksi pada akhir pekan,” ujar dia.
Hans memperkirakan, IHSG bergerak di kisaran support 5.884-5.939 dan resistance 6.134-6.200.
Sementara itu, CEO PT Indosurya Bersinas Sekuritas, William Suryawijaya mengatakan, perkembangan pergerakan IHSG masih belum menunjukkan akan menggeser rentang konsolidasi ke arah lebih baik.
Ia menuturkan, IHSG masih terlihat bergerak dalam rentang cukup terbatas mengingat masih minimnya sentiment yang dapat angkat IHSG. Namun, momentum pergerakan IHSG yang fluktuaktif menurut Wiliam dapat dimanfaatkan bagi investor jangka pendek, menengah dan panjang.
"IHSG akan bergerak di kisaran 5.913-6.123," kata dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Saham Pilihan
Untuk pilihan saham, William memilih saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF).
Advertisement