Liputan6.com, Chicago - Empat orang terluka akibat penembakan oleh seorang penyerang tak dikenal di Chicago, Amerika Serikat. Insiden itu menjadi liburan akhir pekan yang "menantang" di Chicago menjelang hari Kemerdekaan AS pada 4 Juli.
Polisi mengatakan empat pria yang berdiri di luar di blok 1000 W. 89th Street terluka ketika seorang penyerang tak dikenal lewat dan menembak mereka sesaat sebelum tengah malam pada Sabtu 3 Juli.
Advertisement
Seorang pria berusia 51 tahun dirawat di rumah sakit dalam kondisi kritis dengan tiga luka tembak di bagian kaki, kata kepolisian Chicago, seperti dilansir dari laman CNN, Senin (5/7/2021).
Sementara itu, seorang pria lainnya, yang berusia 49 tahun dan seorang pria berusia 40 tahun dalam kondisi stabil dengan luka tembak. Korban lainnya (pria berusia 50 tahun) dalam kondisi baik dengan luka tembak.
Hingga Minggu 4 Juli, belum ada tersangka yang ditangkap dalam penembakan tersebut. Kepolisian mengatakan, sedikitnya 16 orang lainnya telah menjadi korban penembakan di Chicago sejak 2 Juli - enam dari mereka tewas.
Dalam insiden lainnya, seorang pria tewas ditembak di sebuah gedung di Chicago setelah terlibat adu mulut dengan pelaku. Penembakan juga terjadi pada seorang pengendara mobil di Chicago, yang tewas akibat luka di bagian kepalanya, menurut polisi.
Tidak ada penangkapan segera di salah satu dari dua penembakan itu.
Inspektur Kepolisian Chicago, David Brown menyebut liburan hari Kemerdekaan sebagai "akhir pekan paling menantang tahun ini" bagi polisi.
Brown menyampaikan, bahwa departemen kepolisian "melakukan tugas mereka dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya secara historis" untuk mengatasi kejahatan.
Pejabat Chicago Gelar Rapat Setelah Beberapa Insiden Penembakan
Setelah insiden itu, para pejabat lokal melakukan pertemuan selama hampir enam jam dalam pertemuan khusus Dewan Kota.
Brown memberi pengarahan kepada para pejabat tentang strategi keamanan selama liburan musim panas, dengan mengatakan polisi telah menggunakan data dan teknologi untuk mengidentifikasi area kejahatan yang lebih tinggi dan menganalisis di mana lebih banyak petugas perlu ditugaskan untuk "memastikan kesiapan secara operasional."
Tetapi, Brown memperingatkan bahwa polisi bukanlah satu-satunya pihak yang bisa menjamin keamanan publik.
"Kepolisian mengambil pendekatan holistik dengan bekerja sama dengan lembaga kota serta pemimpin lingkungan dan organisasi lainnya untuk mengekang kekerasan," jelas Brown.
"Cara terbaik untuk mengurangi kejahatan adalah dengan mencegahnya terjadi sejak dini," imbuhnya.
Brown juga mengkritik program pemantauan elektronik - upaya untuk mengurangi kepadatan penjara dengan memungkinkan beberapa narapidana praperadilan dan hukuman pendek dilacak secara elektronik di masyarakat alih-alih ditahan di penjara.
"Ada ledakan orang di monitor elektronik yang merugikan kota kita. Ini sudah keterlaluan," ujar Brown. "Pengadilan kami di luar kendali. Keputusan ini merugikan kota kami, merugikan anak-anak kami, bayi kami," pungkasnya.
Wali Kota Chicago, Lori Lightfoot juga membahas potensi bahaya dalam melepaskan pelaku kekerasan praperadilan pada pemantauan elektronik.
"Beberapa dari orang-orang itu berbahaya," kata Lightfoot.
Lightfoot menjelaskan bahwa selain pemantauan elektronik, dia juga ingin hakim memasukkan sumber daya masyarakat untuk mengamati pelanggar yang dibebaskan dengan jaminan dan sedang menunggu persidangan.
"Ada kesalahan dalam sistemnya," beber Lightfoot. "Kita perlu bekerja sama untuk memperbaikinya, tetapi kita harus mengakui bahwa ada masalah, karena itu mendorong beberapa gelombang kekerasan," tambahnya.
Advertisement