Liputan6.com, Jakarta - Regulator dunia maya China memerintahkan toko penyedia aplikasi smartphone untuk berhenti menawarkan Didi Chuxing. Hal ini memberikan pukulan besar bagi raksasa ride-hailing yang beberapa hari lalu melakukan salah satu penawaran umum perdana (IPO) terbesar AS dalam dekade terakhir.
Administrasi Cyberspace China (Cyberspace Administration of China/CAC) mengumumkan larangan tersebut pada Minggu, sebagai buntut atas pelanggaran serius pada pengumpulan dan penggunaan informasi pribadi pengguna Didi Global Inc., secara ilegal.
Advertisement
Dilansir dari Bloomberg, Senin (5/7/2021), saham SoftBank Group Corp., pemegang saham utama Didi Chuxing, turun sebanyak 5,9 persen pada Senin, penurunan intraday terbesar sejak 13 Mei.
Sementara itu, perusahaan bahkan kehilangan 11 persen dari nilai pasarnya pada perdagangan Jumat lalu, setelah CAC mengungkapkan penyelidikan, atau mengalami penurunan 5,3 persen dalam harga sahamnya menjadi USD 15,53.
Berkaitan dengan penyelidikan tersebut, Regulator memerintahkan Didi untuk memperbaiki masalahnya dan mengikuti persyaratan hukum serta standar nasional. Kemudian mengambil langkah-langkah untuk melindungi informasi pribadi penggunanya.
Pada Minggu, perusahaan mengatakan di media sosial bahwa mereka telah menghentikan pendaftaran pengguna baru pada 3 Juli, dan sekarang bekerja untuk memperbaiki aplikasinya sesuai dengan persyaratan peraturan. Dalam sebuah pernyataan lainnya, Didi mengatakan langkah regulasi mungkin memiliki “dampak buruk” pada pendapatannya di China.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Investasi Terbesar Softbank
Didi merupakan salah satu investasi terbesar dalam portofolio SoftBank, mengalahkan Uber Technologies Inc. di China pada 2016 sebelum memulai ekspansi internasional yang ambisius. Saham Didi mulai diperdagangkan pada hari Rabu di New York, setelah penawaran umum perdana senilai USD 4,4 miliar, sekaligus merupakan debut terbesar oleh perusahaan China di AS setelah Alibaba.
Namun, Didi harus puas melantai dengan nilai pasar yang jauh lebih rendah dari target sebelumnya. Didi memulai debutnya sekitar USD 67 miliar, hampir tidak naik dari putaran terakhir pendanaannya pada 2019, dan jauh dari ekspektasi paling bullish sebesar USD 100 miliar.
Advertisement