Persi: Bila Penuh, Jangan Panik dan Marah Sama Rumah Sakit

Lia Gardenia Partakusuma bahwa seluruh rumah sakit di Pulau Jawa hingga hari ini penuh akibat naiknya angka Covid-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Jul 2021, 15:36 WIB
Tenaga kesehatan mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap di zona merah Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Senin (23/11/2020). Total kasus konfirmasi COVID-19 di Indonesia hari ini mencapai angka 502.110 usai penambahan harian sebanyak 4.442. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Sekjen Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh indonesia (Persi) Lia Gardenia Partakusuma bahwa seluruh rumah sakit di Pulau Jawa hingga hari ini penuh akibat naiknya angka Covid-19.

Dia menjelaskan, pihaknya terus berupaya menangani pasien Covid-19.

"Semua rumah sakit hari ini nyaris penuh terutama di Jawa. Kami berterima kasih kepada Pak Menkes yang sudah banyak sekali memberikan bantuan berupa ketenagaan dan fasilitas lain," katanya dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI melalui virtual, Senin (5/7/2021).

Lia meminta seluruh masyarakat paham bahwa rumah sakit tak bisa merawat semua pasien Covid-19. Kecuali, yang bergejala ringan dan berat.

"Hanya mungkin kami mohon kiranya ada pengertian kepada masyarakat bahwa kita tidak bisa merawat semua pasien, kita hanya bisa merawat dengan gejala sedang, berat atau kritis," ungkap dia.

Lia meminta masyarakat tidak marah-marah jika rumah sakit penuh. Ia meminta masyarakat memahami kondisi rumah sakit, terlebih di tengah pandemi Covid-19.

"Bila penuh, jangan panik jangan marah marah sama rumah sakit, karena kita toh dalam kondisi siaga, tidak bisa kita melayani orang dengan marah marah," kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Terus Berupaya

Lia menambahkan, pihaknya tetap berupaya untuk mengurangi pasien positif Covid-19 dirumah sakit secara bermakna dan mencegah penularan. Jika pasien terus bertambah, maka rumah sakit akan kolaps.

"Kalau bertambah terus rumah sakit ini bukan tidak bisa, bagaimana cara kami bekerja dengan standar karena ini sudah terlalu banyak beban dan kita tidak tahu lagi menaruh pasien dimana," kata dia.

 

 

 

Reporter: Genanta Saputra/Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya