Hoaks Seputar Vaksin Covid-19 yang Beredar dalam Sepekan, Simak Faktanya

Berikut kumpulan hoaks seputar vaksin Covid-19

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 05 Jul 2021, 18:00 WIB
Ilustrasi hoax. (via: istimewa)

Liputan6.com, Jakarta- Informasi seputar vaksin Covid-19 masih terus beredar di media sosial.Namun, sebelum mempercayai kabar tersebut sebaiknya dipastikan terlebih dahulu dipastikan dahulu kebenarannya agar kita tidak menjadi korban hoaks.

Cek Fakta Liputan6.com pun telah menelusuri sejumlah informasi seputar vaksin Covid-19, hasilnya sebagian informasi terbukti hoaks.

Berikut kumpulan hoaks seputar vaksin Covid-19 hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com:

1. Vaksin Covid-19 Hanya untuk Orang yang Tidak Punya Penyakit

Beredar di aplikasi percakapan video yang menyebut vaksin covid-19 tidak efektif bagi orang yang punya penyakit. Video itu ramai dibagikan sejak pekan lalu.

Video berdurasi dua menit 27 detik itu menampilkan seseorang bernama Ustadz Prof. DR.dr Yuwono M.Biomed. Dalam video tersebut ia menyampaikan beberapa klaim.

Pada detik ke-35 ia menyebut bahwa orang yang memiliki vaksin tidak usah divaksin covid-19. Ia juga menyebut vaksin tidak akan bekerja baik dalam tubuh orang yang punya penyakit.

Ia juga menyebut untuk mencapai herd immunity hanya butuh 40-60 persen orang yang divaksin. Ia juga mengklaim beberapa orang yang sudah divaksin dilaporkan masuk ICU.

Video tersebut juga disertai narasi: "Vaksin Hanya untuk yang tidak punya penyakit".

Lalu benarkah sejumlah klaim yang disebutkan dalam video tersebut terkait vaksin covid-19? Simak peneluruan Cek Fakta Liputan6.com.

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, sejumlah klaim yang disebutkan dalam video tersebut terkait vaksin covid-19 adalah tidak benar.

Vaksin justru diprioritaskan pada orang yang punya penyakit kronis. Pasalnya angka kematian pada orang yang punya penyakit kronis sangat tinggi.

 

2. Video Seseorang Alami Kaku dan Kejang Akibat Vaksin Covid-19

Beredar di aplikasi percakapan Whatsapp video terkait seseorang badannya mengalami kaku yang diklaim akibat vaksin covid-19. Video tersebut ramai dibagikan sejak tengah pekan ini.

Dalam video berdurasi 59 detik itu terlihat seorang wanita yang sedang dibawa ke ambulans. Wanita itu menangis serta tangan dan kakinya kaku dan seperti kejang.

Di dalam video juga ada orang yang berkata "habis vaksin enam hari". Selain itu juga terdapat narasi "akibat suntik vaksin kalbar"

Lalu benarkah video seseorang yang kaki tangannya kaku seperti kejang akibat vaksin covid-19? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, video seseorang yang kaki tangannya kaku seperti kejang akibat vaksin covid-19 di Kalbar adalah tidak benar.

 

3. Bukti Vaksinasi Covid-19 Sebagai Persyaratan Administrasi

 Beredar di media sosial postingan terkait Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan mewajibkan bukti vaksinasi covid-19 sebagai persyaratan administrasi. Postingan itu ramai dibagikan sejak tengah pekan ini.

Salah satu akun yang mempostingnya adalah akun Safri Tua. Dia mengunggahnya di Facebook pada 23 Juni 2021.

Dalam postingannya terdapat poster dengan narasi sebagai berikut:

"Ketika vaksin covid-19 masih gratis, manfaatkan kesempatan tersebut. Ketika anda diundang dan anda tidak datang kami tidak masalah.

Namun ketika nanti semua persyaratan administrasi mensyaratkan anda wajib menunjukkan bukti vaksinasi covid-19 mohon maaf dan kesempatan itu sudah lewat."

Lalu benarkah postingan yang mengklaim Kemenkes akan mewajibkan bukti vaksinasi covid-19 sebagai persyaratan administrasi? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, postingan yang mengklaim Kemenkes akan mewajibkan bukti vaksinasi covid-19 sebagai persyaratan administrasi adalah hoaks.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, dr. Siti Nadia Tarmizi. Dia menjelaskan postingan yang beredar viral itu tidak benar.

Simak Video Berikut


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya