Liputan6.com, Jakarta - Kekurangan chip semikonduktor kembali membuat produksi BMW terganggu. Pasalnya, masalah ini belum menunjukan tanda-tanda membaik, dan kemungkinan besar akan menyebabkan hilangnya produksi yang semakin besar. Demikian dikutip Reuters, yang disitat Paultan.
Produksi BMW sendiri dihentikan di berbagai lokasi, dan menyebabkan hilangnya produksi sekitar 30 ribu unit sepanjang tahun ini. Demikian seperti dikatakan Anggota Dewan Produksi BMW, Milan Nedeljkovic.
Advertisement
"Pasokan semikonduktor sangat penting. Prospek untuk paruh kedua tahun ini juga tetap kritis. Asumsi awal, bahwa hal itu akan segera dikendalikan dan dicakup kurang lebih pada paruh pertama tahun ini, sulit," ujar Nedeljkovic.
Sementara itu, BMW berencana untuk meningkatkan produksi kendaraan listrik di fasilitas Dingolfing. Kendaraan listrik menyumbang lebih dari 18 ribu unit atau 8 persen dari kapasitas di Dingolfing tahun lalu, dan bertujuan untuk menggandakan proporsi EV yang dibuat menjadi 16 persen pada 2021.
Dilanjutkan bahwa setengah dari kapasitas produksi Dingolfing akan menjadi kendaraan listrik.
Pabrikan lain
Krisis pasokan semikonduktor juga menimpa rekan senegara BMW, yakni Daimler dan Volkswagen.
Bulan lalu, kedua pembuat mobil asal Jerman ini mengumumkan bahwa akan mengurangi jam kerja di pabrik tertentu di Eropa karena chip yang tidak mencukupi.
Untuk mengatasi kekurangan semikonduktor, pabrikan juga terpaksa menghilangkan fitur tertentu yang lebih canggih di mobil untuk memenuhi permintaan kendaraan.
Advertisement