Indeks Keyakinan Konsumen Capai 104, Mendag: Masyarakat Mulai Belanja

Alasan indeks keyakinan konsumen bisa meningkat karena kegiatan ekspor impor terlihat sangat baik.

oleh Tira Santia diperbarui 05 Jul 2021, 18:00 WIB
Mendag Muhammad Lutfi hadir pada rapat kerja di ruang rapat Komisi VI DPR RI, kompleks parlemen, Jakarta, Rabu (3/2/2021). Rapat kerja ini membahas realisasi anggaran tahun 2020, rencana kegiatan dan anggaran sesuai daftar isian pelaksanaan anggaranTahun 2021. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengatakan, indeks keyakinan konsumen per Mei 2021 membaik dengan mencapai angka 104. Menurutnya, konsumen sudah mulai yakin untuk berbelanja.

“Kita melihat bahwa indeks keyakinan konsumen per Maret itu sudah menjadi positif. Bahkan pada Mei sudah mencapai 104, artinya keyakinan konsumen untuk berbelanja itu sudah menjadi baik,” kata Mendag dalam Konferensi Pers Ketersediaan Bahan Pokok dan Stabilisasi Harga, Senin (5/7/2021).

Jika dibandingkan dengan indeks keyakinan konsumen pada April 2020 yang hanya di angka 100 persen maka memperlihatkan bahwa di tahun lalu keyakinan konsumen menurun.

Mendag menjelaskan, alasan indeks keyakinan konsumen bisa meningkat karena kegiatan ekspor impor terlihat sangat baik. Bahkan dari ekspor impor tersebut Indonesia surplus Rp 10,8 miliar pada periode Januari hingga Mei 2021.

“Ketika dibandingkan dengan bulan April tahun lalu yang berada di bawah level 100 persen atau keyakinan konsumen menurun. Dan kita juga melihat bahwa indikasi daripada ekspor impor juga terlihat sangat baik kita ini sudah surplus Rp 10,8 miliar atau Januari-Mei tahun 2021 ini,” katanya.

Di sisi lain Mendag menilai kegiatan perekonomian juga pertumbuhannya sangat baik. Dilihat dari beberapa indikator menunjukkan bahwa adanya kepercayaan konsumen untuk membeli itu meningkat.

“Misalnya penjualan kendaraan bermotor, terutama roda dua dan roda empat kita bisa melihat dibandingkan dengan Januari, Februari, April, Mei tahun lalu itu kita bisa melihat pertumbuhannya sangat baik sekali,” ujarnya.

Bahkan industri motor itu antara Januari hingga Mei 2021, dibandingkan tahun lalu itu telah tumbuh 1.065 persen, artinya pertumbuhannya sangat sehat. Begitu juga dengan mobil pertumbuhannya mencapai 275 persen Year on year.

“Jadi kalau kita lihat misalnya pembelian mobil yang per tahunnya 1,1 juta, tahun lalu hanya 550.000 mobil, karena ini sekarang ini sudah double di Januari-Mei 2021 ini menunjukkan bahwa kita kembali trek penjualan mobil mencapai 1 juta,” katanya,

Begitu juga dengan penjualan ritel sudah naik, pada bulan April tahun 2021 penjualan ritel mencapai 15,6 persen dibandingkan dengan April tahun lalu. Sama halnya dengan konsumsi listrik naik 16,6 persen dibandingkan tahun lalu.

“Dan konsumsi semen yang menunjukkan ilustrasi daripada sektor properti sektor daripada pembangunan kita juga naik hampir 15 persen atau 15,4 persen,” pungkasnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Survey BI: Indeks Keyakinan Konsumen di Mei 2021 Naik

Ilustrasi Bank Indonesia

Sebelumnya, Hasil survei Bank Indonesia mengindikasikan pada Mei 2021 optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi terus menguat. Tercermin dari indeks keyakinan konsumen pada Mei 2021 sebesar 104,4. Angka ini lebih tinggi dibandingkan pada April 2021 sebesar 101,5.

"Survei Konsumen (SK) Bank Indonesia pada Mei 2021 mengindikasikan optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi terus menguat," tulis Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono dalam keterangan persnya, Jakarta, Rabu (9/6/2021).

Keyakinan konsumen terpantau membaik pada sebagian besar kategori tingkat pengeluaran, tingkat pendidikan, dan kelompok usia responden. Secara spasial, keyakinan konsumen membaik pada 6 kota yang disurvei, tertinggi di kota Medan, diikuti oleh Surabaya dan Manado.

Berdasarkan hasil Survei Konsumen, penguatan optimisme konsumen pada Mei 2021 didorong oleh persepsi konsumen yang membaik terhadap kondisi ekonomi saat ini, meskipun masih berada pada area pesimis (<100). Hal tersebut didorong oleh perbaikan persepsi terhadap ketersediaan lapangan kerja, penghasilan, dan ketepatan waktu pembelian barang tahan lama.

Sementara itu, ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan terpantau relatif stabil dibandingkan dengan capaian pada bulan sebelumnya. Ekspektasi ketersediaan lapangan kerja meningkat.

Selain itu, ekspektasi terhadap kegiatan usaha dan penghasilan cukup kuat meskipun lebih rendah dibandingkan dengan level pada bulan sebelumnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya