Liputan6.com, London- Luis Enrique banyak mendapatkan kritikan saat memimpin Spanyol di Euro 2020 yang berlangsung di 11 negara. Namun semua kritikan itu berhasil diredamnya dengan keberhasilan lolos ke semifinal Euro 2020.
Spanyol bakal menghadapi Italia di semifinal Euro 2020 yang berlangsung di Wembley, London dini hari nanti. Apakah tekanan untuk Luis Enrique berpengaruh terhadap hasil?
Advertisement
Komentator Radio Marca, Antonio Sanz menilai apa yang dihadapi mantan pelatih Barcelona itu belum seberapa dibandingkan pendahulunya Luis Aragones. Mendiang Aragones mendapatkan kritikan lebih besar jelang Euro 2008.
Namun yang terjadi, Luis Aragones berhasil membawa Spanyol jadi juara Euro 2008. Dia juga memperkenalkan metode False 9 atau striker palsu di Piala Eropa 2008 saat itu.
"Luis Enrique bahkan belum setengahnya pengalaman Aragones saat menghadapi kritik kepelatihannya," ujar Sanz.
Paling Banyak Dikritik
Luis Aragones dikenal sebagai pelatih yang keras kepala. Dia tak mempan dengan kritikan yang dihadapinya jelang Euro 2008.
Salah satu keputusan beraninya yaitu tak memilih Raul Gonzales masuk dalam skuat Euro 2008. Kontroversi ini juga dilakukan Luis Enrique yang tak memanggil satupun pemain Real Madrid di skuat La Roja.
"Luis Aragones pelatih yang paling banyak mendapatkan kritik di sejarah timnas Spanyol. Apa yang dilakukan media kepadanya itu memalukan," ujar Sanz.
Advertisement
Pembuktian
Kini, Enrique pun harus membuktikan kalau kritikan kepada dirinya memang salah. Lawan Kroasia dan Swiss, fans Spanyol dibuat deg-degan.
Soalnya Spanyol harus melakukannya di perpanjangan waktu dan adu penalti. Mampukah Enrique meredam Italia yang belum terkalahkan di 38 laga terakhir.
Infografis
Advertisement