Benarkah Digitalisasi Bikin Bisnis Restoran Bertahan di Tengah Pandemi? Ini Kata Pengusaha

Apakah benar agar restoran bisa bertahan maka harus menjalankan bertransformasi digital atau dengan melakukan penjualan secara online?

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Jul 2021, 12:00 WIB
Seorang pria berada di balik kaca sebuah kedai kopi yang tutup di kawasan Sabang, Jakarta, Sabtu (3/7/2021). Rumah makan hingga restoran diizinkan buka hanya untuk melayani layanan delivery order atau takeaway selama PPKM Darurat. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Para pengusaha restoran melihat bahwa transformasi digital tidak serta merta langsung membuat industri restoran bertahan di tengah pandemi Covid-19. Butuh lebih dari transformasi digital agar industri restoran bisa mempertahankan penjualan di tengah kondisi pandemi Covid-19.  

Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran menjelaskan, beberapa pihak menyatakan bahwa agar restoran bisa bertahan maka harus menjalankan bertransformasi digital atau dengan melakukan penjualan secara online.

Dia mengatakan, khusus untuk sektor restoran sendiri tidak bisa melakukan hal tersebut. Sehingga pemanfaatan digitalisasi sangat tidak tepat, apalagi ini membutuhkan waktu panjang. Belum juga menghitung banyaknya restoran yang ada di Indonesia saat ini.

"Tidak bisa kita mengatakan bahwa restoran itu bisa tumbuh dengan mereka manuver atau transfer masih bisnis secara online. Itu tidak betul statement seperti itu," tegasnya seperti dihubungi merdeka.com, Selasa (6/7/2021).

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Terobosan

Sebuah toko tutup di kawasan Sabang, Jakarta, Sabtu (3/7/2021). Rumah makan hingga restoran diizinkan buka hanya untuk melayani layanan delivery order atau takeaway selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat pada 3-20 Juli 2021. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menekankan pentingnya suatu inovasi atau terobosan baru di masa pandemi Covid-19. Menyusul adanya penyesuaian pola pikir di seluruh elemen masyarakat dalam menjalani berbagai aktivitas sehari-hari.

"Di masa pandemi ini, lebih-lebih sangat penting membuat satu terobosan. Kita ketahui bersama masa pandemi ini telah mengubah pola pikir semua. Tidak terkecuali yang kaya, yang miskin, yang di kota, dan yang di daerah, sama," tekannya dalam acara Sarasehan Industri Jasa Keuangan di Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (1/5/2021).

Dia mengungkapkan, salah satu terobosan yang bisa dilakukan untuk menyesuaikan pola pikir masyarakat di tengah situasi kedaruratan kesehatan ialah pengembangan digitalisasi. Tujuannya untuk memastikan berbagai aktivitas sosial dan ekonomi tetap berjalan seiring dengan upaya memutus mata rantai penularan virus corona jenis baru tersebut.

"Jadi, yang tadinya kita semua dilakukan dengan fisik. Kita sekarang berpikir, harus berupaya semua dilakukan dengan tidak kontak fisik," bebernya.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya