PCR Kumur, Cara Tahu Status COVID-19 Tanpa Perlu Dicolok Hidung

Seberapa akurat hasil PCR Kumur dalam mengetahui status COVID-19 seseorang.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 08 Jul 2021, 07:00 WIB
Ilustrasi virus Corona, COVID-19 dengan PCR Kumur (Photo by Martin Sanchez on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Tanpa perlu dicolok hidung, saat ini sudah ada tes PCR Kumur. Walau terbatas tempat yang bisa melakukannya. Tes ini dilakukan tanpa perlu petugas mengusap (swab) mukosa hidung dan mulut untuk mengetahui status COVID-19 seseorang.

"PCR nyaman, akurat, gak sakit," begitu klaim dari GSI Lab tentang tes PCR Kumur yang disampaikan lewat akun Instagramnya @gsilab.id pada Selasa, 6 Juli 2021.

Disebutkan bahwa PCR kumur ini merupakan hasil kerja sama GSI Lab dengan Bio Farma dan perusahaan rintisan bioteknologi, Nusantics Official. Diklaim tes ini memberikan rasa nyaman dan aman tanpa dicolok bagian hidung dan tenggorokan.

Pengambilan sample PCR Kumur begini caranya:

1. Batuk keras

2. Kumur tiga kali

3. Lalu ludahkan ke tempat yang sudah disediakan

4. Tuang larutan

GSI Lab menyebutkan bahwa PCR kumur memiliki akurasi 93-98 persen. Hal ini mengacu pada uji klnik nasional dan Journal of Clinical Microbiology 2021.

Untuk bisa mendapatkan layanan ini di GSI Lab, perlu merogoh kocek Rp799 ribu. Disebutkan untuk 100 orang pertama mendapat diskon Rp100 ribu.

Terkait kehadiran PCR Kumur, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung sekaligus Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan bahwa hal ini hanya cara pengambilan spesimennya saja yang berbeda dengan swab test PCR.

"Metode pengambilannya saja, pemeriksaan (spesimen) sama dengan swab biasa," kata Nadia lewat pesan singkat kepada Health Liputan6.com.

Simak Juga Video Berikut


Pengujian PCR Kumur di Indonesia

Alat yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya virus SARS-CoV-2 lewat metode PCR Kumur adalah Bio Saliva. Alat hasil kerja sama Biofarma dan Nusantics ini telah memeroleh izin edar dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) pada 1 April 2021 dengan Nomor Kemenkes RI AKD 10302120673.

Dalam keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com pada Senin, 5 Juli 2021, dijelaskan bahwa pengembangan Bio Saliva melibatkan 400 lebih sampel dari pasien positif COVID-19, baik pasien rawat jalan maupun rawat inap, serta riset validasi selama tujuh bulan.

Uji validasi telah selesai dilakukan bersama-sama dengan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Diponegoro (Undip), Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND), Rumah Sakit Umum Pusat Dokter Kariadi (RSDK), Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik juga telah menggelar seminar nasional yang membedah keunggulan dan kekurangan produk metoda kumur Bio Saliva pada awal Mei 2021, dan dihadiri secara daring (online) ribuan dokter dan tenaga kesehatan.

Nusantics dan Biofarma telah melakukan berbagai pengembangan berdasarkan masukan berbagai pihak terutama dari kalangan dokter spesialis dan tenaga kesehatan.

Sampel yang digunakan dalam proses pengembangan Bio Saliva, seluruhnya berasal dari pasien COVID-19 di Indonesia. Sehingga memiliki kesesuaian dengan penduduk di tanah air.

Bio Saliva dapat mendeteksi hingga angka CT 40 dan memiliki kinerja yang sangat baik untuk Ct value kurang dari 35 dengan sensivitas hingga 93.57 persen. Hal ini tentunya menjadikan Gargle-PCR sebagai alternatif selain standar emas swab test dengan mencari sampel di hidung dan mulut menggunakan PCR kit yang memiliki sensitivitas hingga 95 persen.

 


Uji Post Market

Direktur Utama Biofarma, Honesti Basyir, menambahkan, ini merupakan kali pertama Indonesia membangun industri diagnostik. Meski Indonesia tertinggal dua hingga tiga dekade ketimbang negara maju, tapi Biofarma telah berhasil mencatat prestasi penting selama masa pandemi COVID-19.

"Pastinya masih diperlukan beberapa penambahan sehingga alat uji Bio Saliva ini akan semakin sempurna, maka harus kita dorong percepatan penyempurnaan produk. Masukan dari berbagai pihak ditahap limited release ini sangat membantu. Kita tidak boleh tertinggal,” katanya.

Biofarma saat ini tengah melakukan uji post market Bio Saliva di tiga laboratorium, sejalan dengan limited release yang ditunjuk Direktorat Pengawasan Alat Kesehatan & PKRT."


Infografis Sudah Vaksinasi Covid-19? Jangan Kendor 5M!

Infografis Sudah Vaksinasi Covid-19? Jangan Kendor 5M! (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya