Liputan6.com, Jakarta - Kisah Apple Watch yang berhasil menyelamatkan seseorang dari kondisi fisik yang membahayakan kembali terjadi. Kali ini, peristiwa itu dialami seorang perempuan asal Amerika Serikat bernama Diane Feenstra.
Dikutip dari Apple Insider, Rabu (7/7/2021), suatu hari Diane menemukan Apple Watch miliknya mencatat aktivitas jantung yang tidak biasa.
Advertisement
Jadi, saat mengecek Apple Watch di pagi hari, dia melihat detak jantungnya mencapai 169 bpm, padahal aktivitasnya tidak lebih dari berjalan kaki 12 langkah.
Melihat kondisi tersebut, dia pun menelpon suaminya yang menyarankannya menghubungi dokter.
Setelah dicek, Diane ternyata terkena serangan jantung, tapi kondisi jantungnya itu terbaca di Apple Watch dan dia sendiri tidak menyadarinya. Gejala serangan jantung pada wanita memang diketahui berbeda.
Kepada ABC13, Diane menjelaskan dirinya merasa sakit di tangan kiri, pembengkakan di kaki kiri, dan gangguan pencernaan yang dikiranya wajar seiring bertambah usia.
Beberapa hari setelahnya, Diane diketahui mengalami serangan jantung 'widow maker', sehingga harus dipasang ring.
"Seandainya saya tidak mengecek detak jantung pagi itu, siapa tahu, saya mungkin mengalami serangan jantung yang berakibat fatal," tutur Diane.
Apple Watch Bisa Pantau Pasien Kardiovaskular
Sebelumnya, Apple Watch, menurut penelitian terbaru, disebut dapat menjadi alat pemantauan pasien kardiovaskular. Penelitian dilakukan terhadap perangkat Apple Watch 3.
Dikutip dari Toms Guide, Senin (29/3/2021), para peneliti dari Universitas Stanford telah menemukan bahwa Apple Watch 3 yang cukup lawas pun ternyata dapat bermanfaat bagi dokter yang memantau pasien kardiovaskular yang menunggu perawatan.
Untuk mendukung penelitian, pasien diberi Apple Watch 3 dan iPhone 7, yang keduanya akan menyediakan 6MWT serta mengumpulkan data aktivitas secara pasif untuk dianalisis.
“Dalam studi observasi longitudinal ini, data aktivitas pasif yang diperoleh dari iPhone dan Apple Watch adalah prediktor akurat dari kinerja 6MWT di klinik,” kata makalah penelitian itu.
Temuan ini, artinya, dapat menunjukkan bahwa kelemahan dan kapasitas fungsional dapat dipantau dan dievaluasi dari jarak jauh pada pasien dengan penyakit kardiovaskular, memungkinkan pemantauan pasien yang lebih aman.
Advertisement
Kekurangan
Namun, ada beberapa kekurangan. Tidak hanya 110 pasien yang merupakan jumlah kecil untuk sebuah penelitian, tetapi 99 persen dari partisipan adalah laki-laki karena penelitian yang dilakukan di rumah sakit veteran.
Kendati demikian, dalam pelaksanaan penelitian kontak langsung dibatasi, ada baiknya mengetahui bahwa data yang berguna masih dapat dikumpulkan dari jarak jauh.
"Sementara manfaat telemedicine telah digaungkan sejak lama, pandemi Covid-19 telah mempercepat penerapan layanan ini," kata makalh tersebut.
(Dam/Isk)