Jangan Lengah, Penyebaran Covid-19 Varian Delta Sudah Meluas ke 96 Negara

Kenaikan kasus Covid-19 yang disebabkan oleh varian delta sudah menjalar ke-96 negara, termasuk Indonesia

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Jul 2021, 13:30 WIB
Warga Iran yang mengenakan masker menyeberang jalan di ibu kota Teheran, Sabtu (3/7/2021). Presiden Hassan Rouhani mengaku khawatir Iran akan dilanda gelombang kelima pandemi Covid-19 karena kemunculan virus corona varian Delta. (ATTA KENARE/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyebut, kenaikan kasus Covid-19 yang disebabkan oleh varian delta sudah menjalar ke-96 negara, termasuk Indonesia. Kondisi ini tentu berpengaruh terhadap dinamika perkembangan ekonomi Global dan Indonesia.

Dia mengatakan, varian delta ini dua kali lipat lebih menular dibandingkan virus Covid-19. Bahkan 50 persen lebih menular dibandingkan varial Alpha yang waktu itu muncul di negara Inggris.

"Sehingga memang penyebarannya menjadi sangat meluas dan banyak negara harus melakukan replanning atau merencanakan kembali, bahkan perencanaan mereka untuk membuka beberapa daerah untuk beberapa daerah sempat melakukan lockdown," kata Sri Mulyani dalam Webinar Prosepek Ekonomi Indonesia Pasca Stimulus, Relaksasi dan Vaksinasi, Rabu (7/7).

Dia mengatakan, beberapa negara yang sempat melakukan lockdown sebelumnya adalah Afrika Selatan yang sudah dimulai sejak 28 Juni lalu. Kemudian Bangladesh, Vietnam juga telah melakukan penutupan selama 2 minggu

"Ini mengambarkan covid akan terus jadi faktor menentukan dinamika dan perkembangan ekonomi sebuab negara. Tergantung dari bagiamana eskalasi dan kemudian menanganinya" ujarnya.

Bendahara Negara itu melanjutkan peningkatan kasus aktif Covid-19 di Indonesia selalu memiliki korelasi sangat erat dengan mobilitas masyarkat. Dalam 1,5 tahun setengah begitu covid mulai terjadi, mobilitas menjadi turun.

"Kita lihat bahwa begitu covid terjadi biasanya pemerintah lakukan langkah-langkah cukup drastis, awal maret lalu kita langsung lockdown dan mobilitas langsung drop sangat rendah -30 dibandingkan sebelum covid," pungkas dia.

 

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Ngeri, 1 Kasus Positif Covid-19 Varian Delta Bisa Tularkan hingga 117.649 Orang

Warga Sydney mengantre di luar pusat vaksinasi Covid-19 di Sydney, Australia, Kamis (24/6/2021). Sebagian besar warga Sydney dilarang meninggalkan kota untuk menghentikan penyebaran virus corona Covid-19 varian Delta yang sangat menular ke wilayah lain. (SAEED KHAN / AFP)

Pemerintah mengungkapkan penyebab adanya lonjakan kasus positif Covid-19 yang terjadi beberapa waktu belakangan.

Staf Khusus Menko Perekonomian Raden Pardede mengatakan, penyebabnya tidak hanya berasal dari mobilitas masyarakat saat libur panjang, namun juga karena merebaknya varian baru Covid-19 yaitu varian delta.

"Kali ini kalau kita lihat, ada gabungan dari beberapa hal, pertama libur lebaran, kemudian libur kenaikan Isa Al Masih, libur hari Pancasila yang mengakibatkan kita mengambil libur panjang," ujar Raden dalam webinar Kajian Tengah Tahun Indef 2021, Rabu (7/7/2021).

Raden juga mengatakan, lonjakan kasus ini disebabkan kedatangan pekerja migran Indonesia, yang diperkirakan datang dari Arab Saudi, kawasan Timur Tengah lain maupun dari India.

Di saat yang bersamaan, Covid-19 varian Delta menyebar dengan cepat. Varian baru Covid-19 ini diketahui berasal dari India.

Varian Delta ini memiliki penyebaran yang lebih masif dibanding varian Wuhan dan varian Alpha.

Jika 1 orang terpapar Covid-19 *Wuhan* tanpa melakukan apa-apa (tidak memeriksakan diri, tidak disiplin protokol kesehatan) selama 30 hari, maka berpotensi menularkan 729 orang. Untuk varian Alpha, potensi penularannya bisa mencapai 15.625 orang.

"Kalau Covid-19 varian Delta, 1 orang dalam 30 hari tanpa kita melakukan apa-apa maka akan tertular ke 117.649 orang," ujar Raden. 


Kasus Aktif COVID-19 RI Capai 324.597, Satgas: Ini Rekor Tertinggi

Menilik kasus aktif COVID-19 di Indonesia ada 324.597 per 6 Juli 2021, Satuan Tugas Penanganan COVID-19 menegaskan angka itu rekor tertinggi.

"Saat ini, jumlah kasus aktif COVID-19 kita mencapai rekor tertinggi, yaitu 324.597. Sebelumnya, angka kasus aktif dengan rekor tertinggi sebanyak 176.672 pada 5 Februari 2021 lalu," ujar Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito saat memberikan pernyataan pers PPKM Darurat pada Selasa, 6 Juli 2021.

Jumlah kasus aktif COVID-19 di atas dari kenaikan hari ini sebesar 14.598. Upaya menekan angka kasus aktif pun harus segera dilakukan.

"Jumlah kasus aktif yang tinggi harus segera diimbangi dengan kenaikan kesembuhan yang tinggi dan fokus menekan angka kematian," lanjut Wiku.

Kabar baiknya, Indonesia mencapai kesembuhan tertinggi hari ini, 6 Juli 2021, yakni bertambah 15.863 yang sembuh dalam satu hari.

"Saya apresiasi kepada seluruh tenaga kesehatan yang melayani semua pasien COVID-19 hingga sembuh," tambah Wiku Adisasmito.

"Tentunya, angka ini harus terus ditingkatkan mengingat kita berkejaran dengan angka kasus harian yang juga tinggi."

Berdasarkan data Satgas Nasional, hari ini, 6 Juli 2021, kasus positif COVID-19 bertambah 31.189, total 2.345.018. Angka kematian bertambah 728, total 61.868 orang meninggal akibat COVID-19.  

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya