Lebih Ganas, Covid-19 Varian Delta Beri Tekanan Luar Biasa ke Ekonomi RI

Kemunculan varian delta yang berujung pada lonjakan kasus Covid-19 memberikan tekanan terhadap ruang fiskal pemerintah

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Jul 2021, 13:40 WIB
Gambar ilustrasi diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Food and Drug Administration AS menunjukkan Virus Corona COVID-19. (US Food and Drug Administration/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyebut, kemunculan varian delta yang berujung pada lonjakan kasus Covid-19 memberikan tekanan terhadap ruang fiskal pemerintah. Akibatnya pemerintah harus menata ulang program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

"Covid varian delta memberikan tekanan ke ekonomi kita, maka kita akan terus melakukan revisi dan redesign untuk program PEN kita," katanya dalam Webinar Prosepek Ekonomi Indonesia Pasca Stimulus, Relaksasi dan Vaksinasi, Rabu (7/7).

Peningaktan kasus Covid-19, membuat pemerintah melakukan realokasi anggaran untuk program PEN. Hasilnya anggaran kesehatan dinaikan menjadi Rp193,93 triliun, program perlindungan sosial Rp153,86 triliun, program prioritas Rp117,04 triliun, dukungan UMKM dan korporasi Rp171,77 triliun, dan insentif usaha Rp62,83 triliun.

"Kita hitung kembali kemarin dan menggunakan APBN untuk tetap membantu kesehatan dan bansos. Pemulihan ekonomi akan diutamakan meski kita menghadapi tantangan-tantangan dalam bentuk munculnya varian delta," ungkapnya.

Bendahara Negara itu menambahkan, upaya lain pemerintah untuk bisa mengendalikan covid-19 ini adalah dengan mempercepat proses vaksinasi. Menurut dia, vaksinasi menjadi salah satu cara untuk mendorong mobilitas dan perekonomian namun kasus covid-19 tetap terkendali.

"Kalau vaksinasinya rendah, maka setiap kali kita ngegas, perekonomian naik maka terjadi kenaikan covid-19. Tapi kalau vaksin meluas maka mobilitas masih bisa berjalan dengan risiko covid bisa terjaga," jelas dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Lonjakan Kasus Covid-19

Ilustrasi virus corona, COVID-19, Long COVID. (Photo by kjpargeter on Freepik)

Sebelumnya, Sri Mulyani mengatakan, kenaikan kasus Covid-19 yang disebabkan oleh varian delta sudah menjalar ke-96 negara, termasuk Indonesia. Kondisi ini tentu berpengaruh terhadap dinamika perkembangan ekonomi Global dan Indonesia.

Dia mengatakan, varian delta ini dua kali lipat lebih menular dibandingkan virus Covid-19. Bahkan 50 persen lebih menular dibandingkan varial Alpha yang waktu itu muncul di negara Inggris.

"Sehingga memang penyebarannya menjadi sangat meluas dan banyak negara harus melakukan replanning atau merencanakan kembali, bahkan perencanaan mereka untuk membuka beberapa daerah untuk beberapa daerah sempat melakukan lockdown," kata Sri Mulyani.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya