Waduh, Harga Oksigen di Jakarta Melonjak hingga 900 Persen

Harga oksigen di sejumlah toko di marketplace naik hingga mencapai 900 persen.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 07 Jul 2021, 14:45 WIB
Pekerja mengisi tabung oksigen di tempat pengisian Oxygen Medical di Jalan Minang Kabau, Jakarta, Senin (28/6/2021). Permintaan pengisian oksigen di agen tabung oksigen di Jakarta alami peningkatan seiring lonjakan kasus COVID-19 yang terjadi dalam satu pekan terakhir. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) melakukan survei ketersediaan oksigen di DKI Jakarta selama masa PPKM Darurat. Hasilnya, harga oksigen di sejumlah toko di marketplace naik hingga mencapai 900 persen.

"Kita melakukan survei ketersediaan oksigen baik yang portabel maupun yang sifatnya tabung. Kita temukan kenaikan harga yang cukup tinggi banget, rentangnya itu 16-900 persen," kata Kepala Kanwil III KPPU Aru Armando dalam sesi teleconference, Rabu (7/7/2021).

Aru mengatakan, kenaikan harga tersebut terjadi untuk oksigen portabel merek Oxycan 500 cc yang dijual oleh 11 toko. Kisaran harganya Rp 58 ribu hingga Rp 450 ribu, dengan harga rata-rata Rp 275 ribu.

"Untuk toko yang menjual Oxycan dibawah harga rata-rata, stok barang tersedia tidak lebih dari 10 buah. Sedangkan yang menjual diatas harga rata-rata stoknya mencapai 17-280 buah," jelasnya.

Menurut Aru, terdapat perilaku toko yang memanfaatkan kesempatan tingginya permintaan untuk menaikan harga oksigen portabel.

Dari hasil survey marketplace A terhadap sample beberapa toko di Jakarta, dia menyebutkan, terdapat 11 toko yang menjual tabung oksigen ukuran 1 M3 dengan trolly dan regulator full set dengan kisaran harga Rp 800 ribu hingga Rp 1,594 juta.

"Untuk toko yang menjual dibawah harga rata-rata, stok ketersediaan barang kosong. Sedangkan yang menjual diatas harga rata-rata ketersediaannya 4-99 buah oksigen," tutur Aru.


Pemerintah Peroleh Tambahan 800 Ton Oksigen dari Batam

Pedagang membawa tabung oksigen ukuran 1 kubik yang sudah dipesan pembeli di Pasar Pramuka, Jakarta, Kamis (24/6/2021). Kelangkaan tabung oksigen akibat meningkatnya permintaan seiring lonjakan kasus Covid-19 di Ibu Kota. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, saat ini sedang dilakukan penjemputan sebanyak 800 ton oksigen dari Batam untuk memenuhi kebutuhan di Pulau Jawa.

“Terindentifikasi ada tambahan oksigen yang bisa ditarik dari Pulau Batam 800 ton dan sekarang ISO tank sudah dikirim ke sana untuk ditarik ke Pulau Jawa,” kata Airlangga dalam Konferensi Pers Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19 di Luar Jawa-Bali, yang disiarkan di YouTube Perekonomian RI, Rabu (7/7/2021).

Terkait ketersediaan oksigen, Airlangga menyebut bahwa beberapa ISO tank oksigen sudah sampai di Jakarta. Bahkan, saat ini dalam tahap persiapan untuk disalurkan agar siap digunakan oleh pasien Covid-19.

“Beberapa ISO tank sudah datang di Jakarta dan beberapa sedang dipersiapkan. Pemerintah menggunakan seluruh fasilitas yang ada, sehingga ketersediaan baik produksi nasional yang ada di Jawa maupun yang di luar Jawa semua ditarik,” katanya.

Di samping itu, untuk Oximeter (pulse oximeter) yang merupakan alat pengukur kadar oksigen dalam darah, rencananya akan dilakukan impor lantaran terbatasnya ketersediaan oximeter di dalam negeri.

“Ada beberapa oximeter yang akan dimasukkan ke Indonesia, dan kalau sudah waktunya akan dijelaskan berapa jumlahnya secara logistik oleh Kemenperin,” ujarnya.

Sebagai informasi, sejak akhir Juni 2021 pasokan oksigen dan tabung oksigen menipis di beberapa daerah, khususnya di Jakarta, sehingga berimbas ke sejumlah rumah sakit.

Hal itu disebabkan terjadinya lonjakan kebutuhan oksigen sektor medis mencapai 800 ton per hari, kemudian permintaan oksigen juga meningkat 5 kali lipat. 


Mengintip Kemampuan Indonesia Memproduksi Gas Oksigen Medis

Pekerja mengisi ulang tabung gas oksigen di kawasan Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Senin (5/7/2021). Antrean terjadi seiring peningkatan lonjakan korban positif COVID-19. (merdeka.com/Arie Basuki)

Melonjaknya kasus Covid-19 berimplikasi pada permintaan terhadap tabung gas oksigen medis. Di berbagai tempat di wilayah Jakarta dan sekitarnya terjadi antrean warga untuk mengisi tabung gas oksigen bagi pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri.

Dalam rangka mengamankan pasokan oksigen medis, Kementerian Perindustrian bersama Asosiasi Gas Industri Indonesia (AGII) dan para pelaku industri terkait berupaya menjaga ketersediaan pasokan oksigen medis untuk kebutuhan sejumlah rumah sakit yang menangani pasien Covid-19 di seluruh wilayah Indonesia.

"Kemenperin sudah membahas dengan asosiasi terkait kekurangan kekurangan oksigen di beberapa rumah sakit di Jawa Tengah. Mereka akan menyuplai dari pabrik-pabrik di Jawa Barat dan Jawa Timur. Kami akan terus memastikan kebutuhan oksigen di rumah sakit terpenuhi dan sudah disanggupi oleh asosiasi," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang dikutip dari laman indonesia.go.id, Selasa (6/7/2021).

Adapun kapasitas produksi gas oksigen di Indonesia 650 juta ton per tahun, sebanyak 300 juta ton per tahun terintegrasi dengan pengguna. Saat ini utilisasi rata-rata industri gas oksigen sekitar 80 persen karena sangat tergantung lokasi.

Untuk tahun ini, hingga Juni 2021 tercatat sudah ada tujuh juta liter oksigen yang dipesan. 


Infografis Krisis Pasokan Oksigen saat Lonjakan Kasus Covid-19

Infografis Krisis Pasokan Oksigen saat Lonjakan Kasus Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya