Dr Novilia Sjafri Ketua Uji Klinis Vaksin Sinovac dari Bio Farma Meninggal Dunia

Dr. Novilia Sjafri Bachtiar, dr., M.Kes adalah Ketua Uji Klinis Vaksin Sinovac dari PT Bio Farma, Bandung.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 07 Jul 2021, 20:05 WIB
Dr. Novilia Sjafri Bachtiar, dr., M.Kes. Foto: Dok. Unpad.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua uji klinis vaksin Sinovac dari Bio Farma, Dr. Novilia Sjafri Bachtiar, dr., M.Kes. dikabarkan meninggal dunia pada Rabu, 7 Juli 2021. Kabar duka ini datang dari pihak Bio Farma dan Universitas Padjadjaran (Unpad).

“Segenap keluarga besar Bio Farma berduka cita atas meninggalnya Dr. Novilia Sjafri Bachtiar, dr., M.Kes. Semoga Almarhumah memperoleh tempat terbaik disisi Allah SWT, dan keluarga yang ditinggalkan senantiasa diberikan kekuatan,” tulis pihak Bio Farma dikutip Rabu (7/7/2021).

Kepala Divisi Surveilans dan Riset Klinis Bio Farma itu mengawali karier di Bio Farma sejak 2001, dengan latar belakang pendidikan di bidang kedokteran.

Meski berbekal ilmu medis, vaksinologi dan uji klinis tetap menjadi hal baru yang penuh tantangan dan menarik untuk dipelajari baginya.

Simak Video Berikut Ini


Karya Novilia

Melansir biofarma.co.id, Novilia berkisah bahwa ada sebuah kebanggaan tersendiri ketika ia dan tim pernah merintis satu bagian baru bernama Evaluasi Produk yang kemudian berubah nama menjadi Uji Klinis.

Bagian ini dibuat saat Bio Farma mulai meluncurkan berbagai vaksin baru, sehingga dibutuhkan satu bagian khusus yang menangani uji klinis.

“Seperti umumnya peneliti, saya tak boleh berhenti pada satu kajian saja. Sejak ditempatkan sebagai staf evaluasi produk hingga saat ini, di Divisi Surveilans & Uji Klinis, saya dituntut untuk terus mengembangkan pengetahuan dan skill di bidang uji klinis dan imunologi,” tulisnya dalam biofarma.co.id dikutip Rabu.

Ia menambahkan, banyak upaya yang ditempuh, antara lain membaca berbagai jurnal, berkontribusi dalam berbagai working group kelas dunia, training, hingga diskusi dengan para ahli di bidang imunologi, serta mengoptimalkan kesempatan menempuh pendidikan di bidang S2 dan S3 yang diberikan oleh Bio Farma.


Pesan Novilia

Sebagai peneliti ia sempat berpesan, menjadi peneliti tidak boleh mudah dan lekas berpuas diri, tidak ada kata “berhenti” untuk belajar.

Ketika suatu penyakit dinyatakan nol kasusnya di dunia (eradikasi) karena keberhasilan vaksin, di masa depan tak tertutup kemungkinan akan muncul penyakit baru dan peneliti dituntut untuk terus belajar.

“Harapan saya, kita harus siap berlari sejalan dengan produk baru yang akan dikeluarkan Bio Farma, dari berbagai aspek.”

Pada 2017, uji klinis di Bio Farma semakin giat mengembangkan beberapa studi vaksin. Saat ini ada 6 fokus uji klinis yang tengah diproses pada bagian uji klinis, antara lain bOPV, Td pada wanita hamil, vaksin tifoid, rotavirus, influenza quadrivalent dan MR.

“Meski harus kerja keras, saya bersyukur Bio Farma semakin banyak meluncurkan beberapa terobosan baik pada produk vaksin maupun biosimilar yang diproyeksikan harganya akan lebih terjangkau masyarakat.”

 

 


Infografis Aturan Pembatasan PPKM Darurat Jawa Bali

Infografis Aturan Pembatasan PPKM Darurat Jawa Bali. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya