Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Jepang menetapkan Indonesia sebagai negara kategori 1 dengan risiko tinggi infeksi Covid-19 jelang keberangkatan tim Merah Putih untuk Olimpiade Tokyo yang berlangsung 23 Juli-8 Agustus mendatang.
Sekretaris Jenderal Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Ferry J Kono menyatakan, perubahan dari sebelumnya kategori 2 terjadi karena tingginya jumlah kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa hari terakhir, yang terus mencetak rekor harian secara beruntun.
Advertisement
“Peringkat itu ditentukan oleh pemerintah metropolitan Tokyo dan pemerintah Jepang, dan Indonesia saat ini berada di kategori 1 dengan risiko Covid-19 yang tinggi,” ungkap Ferry dilansir Antara.
Selain Indonesia, beberapa negara yang masuk dalam kategori 1 adalah Afghanistan, India, Maladewa, Pakistan, dan Sri Lanka. Ferry mengatakan, status Indonesia bisa kembali turun apabila grafik kasus Covid-19 menurun.
Meski kategori 1, Ferry menegaskan status itu tidak menggangu persiapan, rencana keberangkatan kontingen Indonesia ke Tokyo, maupun aktivitas tim selama berlangsungnya Olimpiade 2020.
Saksikan Video Berikut Ini
Perlakuan Khusus
Hanya saja, Panitia Olimpiade Tokyo (TOCOG) menetapkan langkah-langkah tambahan yang hanya diberlakukan kepada negara-negara kategori 1.
“Indonesia masuk kategori 1 dan harus karantina 14 hari itu tidak perlu karena itu kebijakan untuk pengunjung umum,” ujar Ferry.
“Sesuai akreditasi di mana Indonesia ada di kategori 1. Perbedaannya adalah kami hanya perlu melakukan tujuh kali swab selama tujuh hari berturut turut sebelum keberangkatan ke Tokyo, dan dua di antaranya wajib PCR, sisanya bisa antigen,” jelasnya.
Selain itu, wakil Indonesia juga tidak diperbolehkan berinteraksi dengan tim dari negara lain selama tiga hari setelah tiba di Jepang.
Advertisement
5 Kloter
Keberangkatan tim Indonesia ke Tokyo terbagi menjadi lima kloter. Pertama tim bulu tangkis bertolak lebih awal pada 8 Juli untuk menjalani pemusatan latihan di Kumamoto.
Dilanjutkan dengan tim advance yang bertugas meninjau lokasi bertolak pada 15 Juli. Penerbangan selanjutnya adalah tim panahan, menembak, dayung, surfing, angkat besi, serta renang pada 17 Juli.
Penerbangan keempat adalah Ketua Umum KOI Raja Sapta Oktohari dan ketua CdM bersama tim pada 20 Juli. Terakhir tim atletik pada 24 Juli.