Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air terus berupaya melakukan penanganan banjir yang terjadi di seluruh wilayah sungai di Indonesia.
Berbagai upaya struktural melalui pembangunan fisik infrastruktur seperti bendungan dan embung harus dilengkapi dengan kegiatan non-struktural untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan semua pemangku kepentingan dalam upaya mengurangi risiko bencana banjir.
Advertisement
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, penanganan banjir harus dilakukan secara menyeluruh lewat kegiatan multisektoral yang melibatkan seluruh pemilik kepentingan dengan visi bersama menyelesaikan masalah secara berkelanjutan.
"Kolaborasi harus terus diupayakan sehingga semuanya dapat memahami siapa yang sedang bekerja dan program yang dilaksanakan, termasuk pentingnya keterlibatan masyarakat," imbuh Menteri Basuki, Rabu (7/7/2021).
Di Kota Makassar, Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan Jeneberang melakukan monitoring dan peninjauan lapangan terkait penanganan banjir. Pada 2021, m BBWS Pompengan Jeneberang mengalokasikan anggaran sebesar Rp 31,37 miliar untuk operasi dan pemeliharaan seluruh sarana pengelolaan Sumber Daya Air, termasuk revitalisasi pengendalian banjir Kota Makassar.
Kepala BBWS Pompengan Jeneberang Adenan Rasyid mengatakan, peninjauan lapangan dilakukan untuk memastikan kondisi aliran sungai di Kota Makassar jelang musim hujan sebagai bentuk upaya mengurangi risiko bencana banjir, dimana titik pertama yang ditinjau merupakan aliran Sungai Balangturungan, Kecamatan Biringkanayya, Kota Makassar.
Pada lokasi tersebut, Adenan melaporkan, pekerjaan normalisasi di Sungai Balangturungan sudah rampung 100 persen dengan pekerjaan pengerukan sedimen, perapian tanggul sungai, serta pembersihan sampah di area sungai.
"Namun, kembali terjadi penyempitan sungai akibat penumpukan limbah sampah baru di area Sungai Balangturungan. Untuk itu kita koordinasikan ke Pemerintah Kota Makassar untuk bersama-sama memberitahukan ke masyarakat jangan membuang sampah di sungai," ujar Adenan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Sungai Biring Je'ne, Paccerakang
Di lokasi berikutnya, tim BBWS Pompengan Jeneberang juga melakukan peninjauan di Sungai Biring Je'ne, Paccerakang, Perumahan BTN Kodam III, Kelurahan Katimbang, Kecamatan Biringkanaya, yang merupakan salah satu wilayah langganan banjir tahunan.
Dikatakan Adenan, pengerjaan normalisasi Sungai Biring Je'ne Kodam III juga sudah selesai, namun aliran air masih terhambat dikarenakan penyempitan jembatan di area perumahan tersebut.
"Kapasitas aliran sungai sudah sesuai tetapi ada jembatan menuju area perumahan yang memperkecil kapasitas aliran air," sebut Adenan.
Terakhir, peninjauan dilakukan di lokasinormalisasi serta pemeliharaan rutin di Sungai Sabbeng, Kecamatan Manggala, Kota Makassar. "Normalisasi di Sungai Sabbeng ini alhamdulillah progresnya juga sudah mencapai 100 persen untuk menghindari terjadinya luapan sungai yang mengakibatkan banjir di blok 10 Perumnas Antang," jelasnya.
Masalah lain yang menjadi penyebab terjadinya banjir di Blok 10 Perumnas Antang yakni adanya penyempitan badan sungai akibat konstruksi jembatan yang hanya memiliki tiga gorong-gorong dengan diameter 80 cm. Itu dipastikan akan menjadi hambatan aliran pada saat debit air besar.
"Untuk itu kita koordinasikan ke pemerintah setempat agar ini bisa diatasi bersama-sama," pungkas Adenan.
Advertisement