Liputan6.com, Amsterdam - Jurnalis investigasi Belanda, Peter R de Vries (64), terluka parah akibat ditembak orang tidak dikenal. Ia diserang pada Selasa malam (6/7) sekitar pukul 19.30 waktu setempat. Saat itu, Peter baru meninggalkan studio TV di Amsterdam.
Aksi penembakan terhadap jurnalis ini mendapat kecaman dari Raja Belanda, serta Perdana Menteri.
Baca Juga
Advertisement
Dilansir BBC, Kamis (8/7/2021), Peter R de Vries merupakan jurnalis kawakan yang meliput underworld di Belanda. Ia mengekspos kejahatan gangster dan gembong narkoba.
Peter R de Vries ditembak lima peluru dari jarak dekat, dan kepalanya terluka. Peter kini sedang berjuang mempertahankan hidupnya di rumah sakit.
Tiga orang ditahan polisi terkait insiden ini, namun salah satunya telah dilepas. Satu pelaku berusia 35 tahun dari Polandia, satu lagi pemuda 21 tahun dari Belanda.
Aksi jurnalistik Peter R de Vries terkenal membantu polisi menguak kasus-kasus high profile. Ia juga berminat menginvestigasi kasus-kasus lama, terutama yang berkaitan dengan anak dan remaja.
Sebelumnya, Peter mendapat perlindungan polisi karena mendapat ancaman. Pada 2019, polisi berkata sang jurnalis masuk ke hit list milik buronan berbahaya di Belanda.
Dukungan Raja dan Ratu Belanda Kepada Jurnalis
Raja Belanda Willem-Alexander dan Ratu Maxima memberikan dukungan mereka kepada Peter. Mereka menegaskan pentingnya tugas jurnalistik.
"Para jurnalis harusnya bisa dengan bebas menjalankan tugas penting mereka tanpa ancaman-ancaman," tulis pernyataan Raja dan Ratu Belanda.
Perdana Menteri Belanda Mark Rutte juga kaget angkat insiden yang menimpat Peter R de Vries. Ia menyebut penembakan itu menyerang seorang jurnalis pemberani dan kebebasan pers.
Uni Eropa telah angkat bicara dengan memberikan dukungannya kepada kebebasan jurnalis.
"Kita akan terus melanjutkan mempertahankan kebebasan pers," ujar Presiden Dewan Eropa, Charles Michel.
Bunga-bunga, lilin, dan berbagai pesan juga ditinggalkan oleh simpatisan Peter R de Vries di lokasi penembakan.
Advertisement