Obat Interleukin-6 Ampuh Lawan COVID-19, WHO Minta Pabrik Genjot Produksi

Obat COVID-19 Interleukin-6 dinilai WHO bisa selamatkan nyawa pasien kritis akibat infeksi virus tersebut.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 08 Jul 2021, 08:50 WIB
World Health Organization (WHO). Dok: WHO

Liputan6.com, Jenewa - WHO merestui obat interleukin-6 receptor blocker (IL-6) untuk melawan COVID-19. Obat itu dinyatakan dapat menyelamatkan pasien COVID-19 parah atau krisis, terutama jika dipadukan dengan kortikosteroid yang juga direstui WHO.

Dua jenis obat interleukin-6, yakni tocilizumab dan sarilumab, disebut bisa menekan reaksi berlebih di sistem imun yang terjadi pada pasien yang menderita infeksi COVID-19 parah.

"Obat-obatan ini memberikan harapan bagi para pasien dan keluarga yang menderita atas dampak menghancurkan dari COVID-19 parah dan kritis," ujar pemimpin WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus pada situs resmi lembaga tersebut, dikutip Kamis (8/7/2021).

Dr. Tedros pun meminta agar pabrik-pabrik menggenjot produksi obat ini agar tersedia bagi negara-negara yang membutuhkan, terutama negara penghasilan menegah dan bawah.

WHO mempelajari lebih dari 10 ribu pasien di 27 uji klinis untuk mengetahui efek obat-obatan ini. Ada investigator di 28 negara yang terlibat.

Hasilnya, kemungkinan kematian bisa berkurang hingga 13 persen berkat interleukin-6. Penggunaan ventilasi mekanik juga berkurang 28 persen bagi pasien dengan kondisi parah atau kritis.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.


Permintaan WHO ke Pabrik

Tedros Adhanom Ghebreyesus (tengah), direktur jenderal Organisasi Kesehatan Dunia, berbicara pada konferensi pers tentang pembaruan COVID-19, di kantor pusat WHO di Jenewa, Swiss.(Salvatore Di Nolfi/Keystone via AP)

Dr. Tedros berkata akses pada interleukin-6 receptor blocker masih sulit didapat banyak orang di dunia. Padahal, obat-obatan ini diperlukan di tempat-tempat yang kekurangan vaksin COVID-19.

"IL-6 receptor blocker masih tidak bisa diakses dan tak terjangkau oleh mayoritas di dunia," ujar Dr. Tedros.

"Distribusi vaksin yang tidak setara membuat masyarakat di negara-negara penghasilan rendah dan menengah menjadi rentan terhadap bentuk yang parah dari COVID-19. Jadi kebutuhan terbesar obat-obatan ini berada di negara-negara yang memiliki akses terendah. Kita harus secara urgen mengubah ini," ujarnya.

WHO lantas meminta pabrik-pabrik untuk mengurangi harga dan membuat persediaan kepada negara-negara penghasilan menengah dan bawah, terutama di lokasi lonjakan kasus.

WHO juga siap untuk memberikan pra-kualifikasi bagi pabrik-pabrik interleukin-6. Ini bertujuan untuk memastikan adanya produk yang kualitasnya jelas serta menambah akses kompetisi pasar, dan mengurangi harga.


Infografis COVID-19:

INFOGRAFIS: Perbandingan Kapasitas Testing Covid-19 Negara ASEAN (Liputan6.com / Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya