Top 3: Saham Perusahaan Saingan Tesla Anjlok di Bursa Hong Kong

Berikut tiga artikel terpopuler di saham yang dirangkum pada Kamis, 8 Juli 2021.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 08 Jul 2021, 09:07 WIB
Seorang wanita berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Jakarta - Resmi melakukan debut di bursa saham Hong Kong, harga saham perusahaan kendaraan listrik, Xpeng berbalik negatif pada Rabu, 7 Juli 2021.

Seperti dilansir CNBC, Xpeng menerbitkan 85 juta saham Kelas A dengan harga 165 dolar Hong Kong per lembar. Sempat meningkat ke 168 dolar Hong Kong atau naik 1,8 persen di awal perdagangan, saham justru jatuh ke 162,50 dolar Hong Kong atau 1,5 persen di bawah harga listingnya.

Telah terdaftar lebih dulu di Wall Street, perusahaan mobil listrik asal China ini memiliki daftar utama ganda. Itu berarti akan tunduk pada aturan dan pengawasan regulator Amerika Serikat dan Hong Kong, yang tidak terjadi pada daftar sekunder.

Artikel resmi catatkan saham di Hong Kong, saham perusahaan saingan Tesla anjlok menyita perhatian pembaca di saham. Ingin tahu artikel terpopuler lainnya di saham? Berikut sejumlah artikel terpopuler di saham yang dirangkum pada Kamis (8/7/2021):

1.Resmi Catatkan Saham di Hong Kong, Saham Perusahaan Saingan Tesla Anjlok

Resmi melakukan debut di bursa saham Hong Kong, harga saham perusahaan kendaraan listrik, Xpeng berbalik negatif pada Rabu, 7 Juli 2021.

Seperti dilansir CNBC, Xpeng menerbitkan 85 juta saham Kelas A dengan harga 165 dolar Hong Kong per lembar. Sempat meningkat ke 168 dolar Hong Kong atau naik 1,8 persen di awal perdagangan, saham justru jatuh ke 162,50 dolar Hong Kong atau 1,5 persen di bawah harga listingnya.

Telah terdaftar lebih dulu di Wall Street, perusahaan mobil listrik asal China ini memiliki daftar utama ganda. Itu berarti akan tunduk pada aturan dan pengawasan regulator Amerika Serikat dan Hong Kong, yang tidak terjadi pada daftar sekunder.

Berita selengkapnya baca di sini

2.BEI Kantongi 23 Perusahaan Antre IPO hingga Juli 2021

Bursa Efek Indonesia (BEI) mengantongi daftar sejumlah perusahaan yang berencana go public (Initial Public Offering/IPO).

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna membeberkan, hingga saat ini ada 23 perusahaan antre di pipeline pencatatan saham BEI.

"Hingga saat ini, terdapat 23 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI, 3 di antaranya diprediksi akan tercatat pada bulan Juli 2021,” kata dia kepada awak media, Rabu, 7 Juli 2021.

Adapun hingga 6 Juli 2021, telah tercatat 736 Perusahaan yang mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), 24 di antaranya merupakan Perusahaan Tercatat baru pada 2021.

Berita selengkapnya baca di sini

3.AirAsia Rogoh Rp 724,23 Miliar untuk Akuisisi Bisnis Gojek di Thailand

 Grup AirAsia Malaysia melalui unit digitalnya akuisisi bisnis teknologi di Thailand dari perusahaan ride hailing Indonesia Gojek sebesar USD 50 juta atau sekitar Rp 724,23 miliar (asumsi kurs Rp 14.484 per dolar AS).

Hal itu berdasarkan informasi yang disampaikan grup AirAsia dalam keterbukaan informasi di Bursa Saham Malayia, dikutip dari Nasdaq.com, Rabu, 7 Juli 2021.

AirAsia SuperApp akuisisi 100 persen saham di Velox Technology sebesar USD 40 juta atau sekitar  Rp 579,36 miliar dan seluruh saham di Velox Fintech sebesar USD 10 juta atau sekitar Rp 144,84 miliar oleh AirAsia Digital.

AirAsia mengatakan, akuisisi akan terpenuhi dengan penerbitan saham di AirAsia SuperApp, dengan penjual akan ambil alih saham biasa yang mewakili 4,76 persen di AirAsia SuperApp.

Berita selengkapnya baca di sini

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya