8 Juli 2021: 185 Juta Warga Dunia Terinfeksi COVID-19

Data John Hopkins University soal COVID-19 global menunjukkan per Kamis (8/7/2021) sudah mencapai 185.078.386.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 08 Jul 2021, 16:32 WIB
Ilustrasi COVID-19 (2/9/2020).

Liputan6.com, Jakarta - Data John Hopkins University soal COVID-19 global menunjukkan per Kamis (8/7/2021) sudah mencapai 185.078.386. Dengan angka kematian tercatat menembus 4 juta, dan jumlah vaksinasi warga dunia tercatat 3.326.394.225.

Saat ini Indonesia menempati posisi ke-16, sebagai negara dengan kasus COVID-19 terbanyak. Amerika Serikat yang paling teratas.

Berikut ini daftar 20 negara dengan kasus COVID-19 terbanyak di dunia yang disertai angka kematian.

  1. AS: 33.770.444 | 606.218
  2. India 30.709.557 | 405.028
  3. Brasil: 18.909.037 | 528.540
  4. Prancis: 5.856.682 | 111.448
  5. Rusia: 5,614.540 | 137.718
  6. Turki: 5.459.923 | 50.048
  7. Britania Raya: 5.007.964 | 128.565
  8. Argentina: 4.593.763 | 97.439
  9. Kolombia: 4.426.811 | 110.578
  10. Italia: 4.265.714 | 127.718
  11. Spanyol: 3.897.996 | 80.969
  12. Jerman: 3.740.567 | 91.148
  13. Iran: 3.304.135 | 85.261
  14. Polandia: 2.880.503 | 75.114
  15. Meksiko: 2.558.369 | 234.192
  16. Indonesia: 2.379.397 | 62.908
  17. Ukraina: 2.307.068 | 54.860
  18. Afrika Selatan: 2.112.336 | 63,039
  19. Peru: 2.071.637 | 193.743
  20. Belanda : 1.724.262 | 18.044

 


Angka Kematian Akibat COVID-19 Dunia Tembus 4 Juta, WHO: Dunia Berada di Titik Berbahaya

Gambar ilustrasi diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Food and Drug Administration AS menunjukkan Virus Corona COVID-19. (US Food and Drug Administration/AFP)

Jumlah kematian global akibat COVID-19 telah mencapai empat juta, karena kesenjangan yang semakin besar dalam akses vaksin membuat negara-negara miskin terpapar wabah jenis yang lebih menular.

Bahkan ketika peluncuran vaksin COVID-19 yang cepat memungkinkan kehidupan untuk mulai kembali normal di negara-negara seperti Inggris dan Amerika Serikat, hanya dibutuhkan 82 hari untuk satu juta kematian terakhir, dibandingkan dengan 92 hari untuk satu juta sebelumnya, menurut data dari Universitas John Hopkins.

Laporan yang dikutip dari Channel News Asia, Kamis (8/7/2021) menyebut, jumlah korban sebenarnya bisa jauh lebih tinggi daripada yang dilaporkan karena perhitungan yang tidak konsisten di seluruh dunia.

Dunia yang berkembang sedang menanggung peningkatan jumlah kematian. India menyumbang 26 persen dari peningkatan, dan Brasil sekitar 18 persen.

"Jumlah kematian global akibat Virus Corona COVID-19 telah mencapai 4 juta," kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Rabu 7 Juli seperti dikutip dari DW. Badan kesehatan PBB meminta pemerintah untuk berhati-hati dalam mencabut langkah-langkah yang bertujuan memerangi pandemi.

"Dunia berada pada titik berbahaya dalam pandemi ini," kata kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan jumlah korban terbaru adalah perkiraan yang terlalu rendah dari jumlah kematian sebenarnya.

Ghebreyesus memperingatkan bahwa lonjakan tajam kasus COVID-19 masih terjadi di beberapa negara karena varian yang sangat menular dan karena ada apa yang disebutnya "ketidaksetaraan yang mengejutkan" dalam akses ke vaksin.

"Varian saat ini memenangkan perlombaan melawan vaksin karena produksi dan distribusi vaksin yang tidak merata, yang juga mengancam pemulihan ekonomi global," kata Ghebreyesus.

Manajer bidang Kedaruratan WHO Mike Ryan mengatakan dalam konferensi pers bahwa dia berpikir "ini adalah saat untuk sangat berhati-hati sekarang."

Namun, meskipun WHO mencatat peningkatan infeksi COVID-19 di seluruh dunia pekan lalu, jumlah kematian mingguan akibat COVID-19 turun 54.000, level terendah sejak Oktober.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya