Liputan6.com, Yangon - Otoritas Myanmar mengeluarkan pemberitahuan tetap berada di rumah di beberapa bagian Kota Yangon pada Rabu 7 Juli, ketika negara itu melaporkan kasus harian COVID-19 tertinggi dalam beberapa bulan.
Mulai Kamis (8/7/2021), larangan keluar rumah untuk ebih dari satu orang karena alasan non-medis akan diberlakukan untuk 10 permukiman di Yangon, yang bersama-sama merupakan rumah bagi sekitar 1,5 juta orang.
Advertisement
Pembatasan itu akan dikecualikan bagi pegawai pemerintah, menurut pengumuman dari Kementerian Lesehatan dan Olahraga Dewan Administrasi Negara - badan dari pemerintahan junta militer Myanmar.
Namun, tidak diketahui berapa lama pembatasan itu akan diberlakukan, di kota-kota termasuk Hlaing Thar Yar - tempat protes besar-besaran pro-demokrasi yang dihadapi oleh tindakan keras militer menyusul kudeta di negara itu. Yangon adalah rumah bagi sekitar tujuh juta warga Myanmar.
Myanmar melaporkan hampir 4.000 kasus baru COVID-19 pada Rabu 7 Juli. Fasilitas medis di Myanmar pun sudah berjuang untuk menangani kasus-kasus COVID-19 bahkan sebelum kudeta, yang menggulingkan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
1,75 Juta Orang di Myanmar Sudah Disuntik Vaksin COVID-19
Sejak kudeta, ribuan dokter, relawan dan pegawai negeri Myanmar telah bergabung dalam kampanye pembangkangan massal untuk memprotes rezim militer.
Sekitar 1,75 juta orang telah divaksinasi di negara berpenduduk 54 juta itu, menurut laporan stastiun TV pemerintah.
Otoritas Myanmar pun bergegas untuk mengamankan lebih banyak dosis vaksin COVID-19 dari Rusia dan China.
Dua juta dosis vaksin COVID-19 akan segera tiba di Myanmar, namun tidak diketahui jelas kapan vaksin itu akan datang.
Pada Rabu (7/7), China melaporkan kasus harian Virus Corona tertinggi dalam enam bulan, yang merupakan lonjakan infeksi di kota Ruili, yang berbatasan dengan Myanmar.
Dari 57 infeksi baru, 12 dari infeksi baru itu dialami oleh warga negara Myanmar, menurut otoritas kesehatan di provinsi Yunnan, yang menyebut wabah baru terjadi karena penyebaran COVID-19 varian Delta.
Advertisement