Kasus Harian COVID-19 di Malaysia Tembus 7 Ribu, Fasilitas Kesehatan Dipenuhi Pasien

Fasilitas isolasi COVID-19 di Malaysia sedang meningkat. Kemenkes menyebut ada 441 pasien yang butuh bantuan pernafasan.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 08 Jul 2021, 15:31 WIB
Warga berdiri di belakang kawat berduri di Segambut Dalam yang ditempatkan di bawah EMCO di Kuala Lumpur, Malaysia (27/6/2021). Pemimpin Malaysia mengatakan penguncian total satu bulan yang akan berakhir Senin akan diperpanjang karena infeksi virus corona tetap tinggi. (AP Photo/Vincent Thian)

Liputan6.com, Serdang - Seorang perawat di Malaysia menunjukkan lokasi fasilitas kesehatan di Selangor yang sudah dipenuhi pasien COVID-19. Menurut Kementerian Kesehatan Malaysia, kasus aktif COVID-19 di negeri jiran mencapai 74 ribu pada Kamis (8/7/2021).

Pada video di Instagram yang disebar 2 Juli 2021, perawat Malaysia itu menampilkan kondisi kasur-kasur yang semuanya terisi pasien COVID-19 di Malaysian Agro Exposition Park Serdang (MAEPS). Para netizen turut memberikan doa agar kondisi segera membaik. 

 
 
 
View this post on Instagram

A post shared by AwinFazil (@geminigurl90)

 

Menurut laporan New Straits Times, fasilitas MAEPS juga sempat dikritik karena ada masalah kebersihan dan kekurangan staf. Namun, pejabat berwenang di MAEPS, Dr. Shahabuddin Ibrahim, berkata masalah-masalah itu telah dibenahi.

Berdasarkan data Kemenkes Malaysia terkini, total kasus COVID-19 di Malaysia mencapai 799 ribu. Kasus harian baru sedang mencapai 7.092 kasus. Total pasien yang butuh alat pernafasan relatif sedikit, yakni 441 orang, sementara 948 orang perlu perawatan ICU.

Lockdown di negeri jiran sedang dilonggarkan. Jumlah kasus harian di Malaysia sedang mulai naik setelah sempat turun ke lima ribu per hari pada akhir Juni. 

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.


UMNO Minta PM Malaysia Muhyiddin Yassin Mundur

Petugas mendistribusikan kebutuhan pokok di kawasan Segambut Dalam yang berada di bawah Enhanced Movement Control Order (EMCO) akibat peningkatan drastis jumlah kasus COVID-19 yang tercatat selama 10 hari terakhir di Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu (27/6/2021). (AP Photo/Vincent Thian)

Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) telah menarik dukungannya untuk pemerintah yang dipimpin oleh Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin dan menyerukan pengunduran dirinya, kata presiden UMNO Ahmad Zahid Hamidi, Rabu (7 Juli 2021).

Dalam konferensi pers online usai rapat dewan tertinggi UMNO, Ahmad Zahid mengkritik penanganan pemerintah terhadap pandemi COVID-19, demikian dikutip dari laman Channel News Asia, Kamis (8/7). 

Ahmad Zahid mengatakan bahwa UMNO telah mendukung Muhyiddin sebagai perdana menteri Malaysia berdasarkan syarat bahwa ia dapat memenuhi dua pedoman utama yang ditentukan oleh dewan tertinggi pada 11 Maret 2020.

"Ini untuk memastikan aspirasi masyarakat benar-benar terwujud, dan pemerintah harus segera mengendalikan kelesuan ekonomi dan menyusun rencana yang efektif untuk menangani pandemi COVID-19," kata Ahmad Zahid.

Pedoman ini tidak terpenuhi, kata Ahmad Zahid, seraya menambahkan bahwa pemerintah telah gagal dalam tujuh aspek, seperti manajemen pandemi, menyalahgunakan keadaan darurat Malaysia untuk tujuan politik, dan gagal mempertahankan demokrasi parlementer negara itu.

Berdasarkan keputusan bulat para delegasi pada Rapat Umum Tahunan UMNO 2020 dan kegagalan pemerintah, Ahmad Zahid mengatakan dukungan untuk perdana menteri Muhyiddin telah ditarik dengan segera.

"UMNO mendesak Muhyiddin Yasin untuk mundur dengan hormat agar perdana menteri baru dapat diangkat untuk waktu yang terbatas," katanya.

Perdana menteri baru hanya akan memfokuskan upaya pada kesejahteraan rakyat selama pandemi, menangani COVID-19 dengan pendekatan inklusif dan memastikan proses vaksinasi dan imunisasi dapat dipercepat.

Setelah herd immunity tercapai, katanya, perdana menteri ini harus menasihati Raja Malaysia untuk mengembalikan mandat rakyat untuk menyelenggarakan pemilihan umum ke-15.


Infografis COVID-19:

Infografis Boleh dan Tidak Boleh Sebelum - Setelah Vaksinasi Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya