Liputan6.com, Jakarta - Kepala Perwakilan Ombudsman Jakarta Raya, Teguh Nugroho meminta agar Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menurunkan tarif pemeriksaan swab antigen di masyarakat. Hal ini untuk memudahkan upaya tracing atau pelacakan kontak erat dengan pasien Covid-19.
"Banyak masyarakat di wilayah Jakarta Raya yang tidak ter-tracing setelah melakukan kontak erat dan juga tidak melakukan swab mandiri karena tingginya harga swab antigen di tengah ekonomi yang terus merosot," kata Teguh dalam keterangan tertulis, Kamis (8/7/2021).
Advertisement
Teguh meminta agar tarif swab antigen dapat diakses oleh masyarakat menengah ke bawah. Idealnya, kata dia, pemeriksaan swab antigen dapat dilakukan di fasilitas kesehatan (faskes) pratama BPJS Kesehatan setelah melakukan kontak erat dengan pasien Covid-19.
"Dengan prosedur yang lebih sederhana tanpa harus menunggu jadwal di Puskesmas atau rumah sakit rujukan. Cukup rekomendasi puskesmas sebagai syarat administrasi dan masyarakat sudah bisa tes swab antigen di semua faskes pratama BPJS," ucapnya.
Sedangkan untuk masyarakat yang ingin melakukan deteksi dini melalui fasilitas negara, pemerintah dapat menurunkan harga alat pemeriksaan tersebut.
"Jika hal ini juga dilakukan secara bussines as usual, dikhawatirkan penurunan angka suspect tidak dengan mudah terjadi karena potensi penyebaran covid menjadi lebih besar akibat keterlambatan proses deteksi," jelas Teguh.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Vaksinasi di Jakarta Capai 5 Juta Penduduk
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dwi Oktavia menyatakan proses vaksinasi Covid-19 di Ibu Kota masih terus berjalan.
Kata dia, saat ini vaksinasi dosis pertama sudah mencapai 5.072.833 orang atau 57,5 persen.
"Dengan jumlah yang divaksin dosis 1 sebanyak 163.157 orang. Sedangkan total dosis 2 kini mencapai 1.943.092 orang atau 22 persen," kata Dwi dalam keterangan tertulis, Kamis (8/7/2021).
Advertisement