Liputan6.com, Jakarta - Koordinator Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Jawa-Bali, Luhut Binsar Pandjaitan menekankan pengadaan dan penambahan kapasitas atau jumlah oksigen untuk pasien covid-19 agar dipercepat. Sehingga cadangan oksigen yang tersedia nantinya bisa digunakan para pasien yang sedang dirawat.
"Kita bermain dengan waktu, kita harus bekerja cepat," kata Luhut dalam rapat koordinasi penyediaan suplai oksigen untuk covid-19 tingkat menteri dan lembaga terkait, Jakarta, Kamis (8/7).
Advertisement
Dia menuturkan pengadaan dan penambahan jumlah oksigen untuk pasien Covid-19 yang melibatkan banyak pihak dan lini harus tetap taat hukum.
Jangan sampai pengadaannya bermasalah di masa depan, walaupun ada diskresi yang diberikan pada masa darurat ini. Dalam rakor tersebut, Luhut meminta para pemangku kepantingan untuk tanggap dan bekerja lebih cepat demi keselamatan masyarakat.
Saat ini pihaknya juga sudah membuat skenario dalam penangan covid-19 selama PPKM Darurat Jawa-Bali. Seiring perjalan waktu, akan dilakukan evaluasi atas implementasi aturan yang sedang berjalan agar diperoleh gambaran efektif atau tidaknya keputusan yang ambil.
"Karena kita enggak tahu kapan selesainya covid-19 ini," tambahnya.
Para menteri yang hadir dalam rapat tersebut langsung menindaklanjuti arahan Luhut terkait penyediaan suplai oksigen untuk covid-19. Mereka menyatakan siap dan mendukung penuh upaya yang telah disusun, guna menanggani persoalan yang ada khususnya penyediaan suplai oksigen di Tanah Air.
Mereka juga menyatakan akan berkerja lebih cepat dan lebih tanggap sesuai dengan kewenangan maupun tupoksi kerja yang dimiliki untuk penanganan pandemi covid-19 di Indonesia.
Hadir dalam rapat virtual tersebut antara lain Menteri Perindustrian, Menteri BUMN, Wakil Menteri BUMN, Wakil Menteri Kesehatan, perwakilan Kementerian Keuangan, perwakilan Badan Periksa Keuangan, perwakilan Perusahaan Listrik Negara, dan para pemangku kepentingan lainnya.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Blak-blakan Luhut: Banyak Mafia Obat Diuntungkan di Masa Pandemi
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengakui maraknya mafia obat yang memanfaatkan keadaan di tengah pandemi Covid-19.
Luhut bilang, jumlahnya juga sangat banyak. Meski kondisi Indonesia tengah memprihatinkan, mafia-mafia ini hanya mempedulikan kepentingannya sendiri.
"Bukan ada (lagi), tapi sangat (banyak). Makanya saya bilang, Ded. Pandemi ini penting sekali buat kita. Sekali lagi maaf buat yang meninggal gara-gara ini," kata Luhut dalam Podcast Dedi Corbuzier, Rabu (7/7/2021).
Luhut bilang, adanya mafia obat ini, menjadi momentum bagi Indonesia untuk melakukan reformasi terutama dalam bidang kesehatan.
Tak hanya itu, pemerintah juga bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan obat bagi masyarakat, seperti dengan bekerja sama bersama negara lain.
"Sekarang pabrik obat kita buat untuk dalam negeri. Saya pergi ke China, 2/3 obat di seluruh dunia tuh produksinya di China, lho. Dan mereka mau bikin di sini lagi prosesnya sama dengan Korea," ujar Luhut.
Advertisement
Tangani Pandemi Covid-19, Menko Luhut Minta Bantuan Singapura hingga China
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pihaknya memastikan penanganan Covid-19 di Indonesia terus terkendali.
Luhut sudah menghubungi beberapa pihak dari luar negeri seperti Singapura hingga China untuk meminta bantuan terkait penanganan Covid-19.
"Kita sudah komunikasi dengan Singapura, kita komunikasi juga dengan Tiongkok, lalu dengan sumber-sumber lain, secara komprehensif semuanya sudah dilakukan," kata Luhut dalam konferensi pers virtual, Selasa (6/7/2021).
Luhut mengakui, terdapat beberapa masalah dalam penanganan Covid-19 di dalam negeri, seperti adanya lonjakan kasus hingga kekurangan pasokan oksigen. Tapi, masalah itu tengah diselesaikan satu per satu.
"Kalau ada yang bilang semua tidak terkendali, sangat tidak benar. Bahwa ada masalah, sangat banyak masalah, tapi masalah ini saya kira satu persatu kita selesaikan dengan baik," tuturnya.
Pihaknya juga sudah menyiapkan skenario penanganan Covid-19 jika kasus positif memburuk hingga 40 sampai 50 ribu per hari, mulai dari perhitungan suplai oksigen, obat, rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya.
"Paling jelek ini kasus 60-70 ribu per hari, tapi saya harap itu tidak terjadi karena teman-teman Polisi, TNI sudah melakukan penyekatan yang cukup baik," kata Luhut.