Ramai Kritikan Ibas soal Failed Nation dalam Penanganan Covid-19

Ibas menilai, pemerintah terlihat tidak berdaya menangani pandemi Covid-19 yang sudah memasuki tahun kedua.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Jul 2021, 19:55 WIB
Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Fraksi Partai Demokrat (FPD) DPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas menyatakan, Covid-19 di Tanah Air semakin mengganas. Sudah banyak orang yang terpapar dan menjadi korban.

"Begini ya, Covid-19 makin 'mengganas'. Keluarga kita, sahabat kita dan orang-orang di lingkungan kita banyak yang terpapar bahkan meninggal dunia. Sampai kapan bangsa kita akan terus begini? Jangan sampai negara kita disebut sebagai failed nation atau bangsa gagal akibat tidak mampu menyelamatkan rakyatnya," ujar Ibas, Rabu 7 Juli 2021.

Ibas menilai, pemerintah terlihat tidak berdaya menangani pandemi Covid-19 yang sudah memasuki tahun kedua. Menurut dia, dari kurangnya tabung oksigen menunjukkan antisipasi yang lemah dari Pemerintah.

"Bagaimana mungkin tabung oksigen disumbangkan ke negara lain, tapi saat rakyat sendiri membutuhkan, barangnya susah didapat,” ujar putra kedua Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono ini.

Kasus tabung oksigen ini, menurutnya, merupakan preseden buruk. Hal ini memperlihatkan bahwa pemerintah seolah-olah kurang sigap mempersiapkan kebutuhan untuk menjawab gejala-gejala yang muncul sebelumnya.

"Kan ada varian baru di negara lain. Kita tahu, itu bukan tak mungkin masuk ke negara kita. lalu muncul kasus-kasus baru, kemudian angka yang kita khawatirkan juga terjadi, dan lain sebagainya. Itu semua gejala-gejala yang rasanya mudah dibaca dan terkait dengan kesiapan kita dalam menyediakan kebutuhan medis," tutur dia.

"Tidak ada yang mendadak. Karena pandemi kan sudah masuk tahun kedua, jadi harusnya bisa diantisipasi," sambung Ibas.

Selain itu, Ibas meminta pemerintah tegas mengambil keputusan soal vaksin. Jika vaksin yang sebelumnya tidak cukup manjur, segera sediakan vaksin yang lebih baik. Kemudian percepatan vaksinasi di kota dan di desa atau daerah ekstem menurutnya harus menjadi prioritas.

"Banyak yang sudah divaksin tetap terpapar varian baru virus ini. Jika vaksin yang sebelumnya digunakan dianggap kurang bagus, pemerintah tak perlu ragu menghadirkan vaksin yang 'cespleng’' demi melindungi rakyat. Kemudian lakukan prioritas percepatan vaksinasi di kota dan di desa atau daerah ekstrem. Sehingga kita bisa hidup normal lagi seperti negara lain, seperti beberapa negara di Eropa, misalnya," kata Ibas.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


PKB: Tidak Ada Gunanya Menebar Mimpi Buruk

Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid (Foto:MPR)

Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid menilai, pernyataan Ibas bernada pesimistis. Mestinya, kata dia, semua pihak optimistis menangani pandemi. Dia menyebut, di tengah suasana krisis tidak ada gunanya menebar mimpi buruk. Harusnya, saat ini momen menyatukan langkah.

"Hemat kami, di tengah situasi krisis tidak ada gunanya menebar mimpi buruk, menjadi negara gagal. Kita menyatukan langkah mengatasi dampak Covid-19," ucap dia dalam pesan tertulis Kamis (8/7/2021).

Wakil Ketua MPR ini mengatakan, saat ini diperlukan solidaritas menangani krisis. Diperlukan juga kerja keras satu sama lain.

Sementara itu, Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Achmad Baidowi mempertanyakan kontribusi 'dua pangeran' Demokrat dalam penanganan pandemi ini yaitu Ketua Fraksi Partai Demokrat (FPD) DPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

"Tergantung apakah 'duo pangeran' tersebut mau ikut bersama-sama negara untuk menangani Covid-19. Kalau mereka menebarkan pesimisme, ya setidaknya orang-orang di sekitarnya bisa ikut-ikutan pesimistis," kata dia lewat pesan, Kamis (8/7/2021).

Dia menegaskan, dalam situasi seperti ini semua harus bersama membangun optimisme dalam menangani Covid-19. Kata dia, semua negara mengalami kendala yang sama dalam pandemi global.

"Dan beliau berdua juga tahu ketika 10 tahun ada di pemerintahan, bagaimana mengatasi persoalan di Indonesia dengan penduduk terbesar keempat di dunia. Bahkan saat itu yang belum ada pandemi covid," ucap dia.

Pria yang kerap disapa Awiek ini mempersilakan jika ingin mengkritik pemerintah. Asalkan kritiknya membangun dan bukan justru melemahkan dengan sikap pesimisme. "Seharusnya begitu kalau berjiwa negarawan," kata anggota DPR RI ini.


Politikus PDIP: Kritik Ibas Sebagai Masukan

Presiden Joko Widodo (kedua kanan) bersama Menkes Budi Gunadi Sadikin (kanan) serta Menhub Budi Karya Sumadi (kiri) dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meninjau vaksinasi COVID-19 massal pelaku transportasi di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, Kamis (10/6/2021). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Politikus PDIP Hendrawan Supratikno mencatat kritikan Ibas. Menurut dia, hal itu sebagai cambukan agar bekerja lebih keras dalam menangani pandemi.

"Kita catat sebagai masukan sekaligus cambuk agar kita bekerja lebih keras lagi," katanya lewat pesan singkat, Kamis (8/7/2021).

Hendrawan memahami bahwa saat ini adalah masa-masa sulit. Dia berharap, situasi dan kondisi sekarang tidak membuat negara lemah menangani pandemi.

"Kita tahu ini masa-masa yang sulit, badai yang sempurna, dan berharap konsentrasi kebersamaan kita dalam menghadapi sikon ini tak boleh kendur atau terganggu," ucap dia.

Hendrawan menambahkan, menu harian saat ini adalah kecemasan. Sebab, ada ketidakpastian kapan badai pandemi dan resesi ini akan berakhir. Tetapi, kondisi ini tidak perlu direspons dengan kecemasan.

"Rasanya tidak perlu kita menambah kecemasan dengan asesmen yang dapat mengurangi energi gotong royong berskala besar yang sedang terus kita galakkan," pungkas dia.

 

 

Reporter: Muhammad Genantan Saputra

Sumber: Merdeka.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya