Liputan6.com, Jakarta - Rasa cinta Ana Khairani pada kain batik lah yang membuatnya menggagas Batikorganik pada 2010. Saat itu, Ana menyadari masih belum banyak ragam motif batik yang kekinian, padahal dengan terus relevan sesuai zaman, bisnis kain batik dinilainya bisa berumur panjang.
"Penamaan Batikorganik karena saat itu saya mengacu pada konsep eco living. Bagaimana caranya hidup berdampingan dengan alam. Tidak terbatas pada apa yang dikonsumsi, tapi juga (di) bidang fesyen dan kerajinan," katanya melalui pesan pada Liputan6.com, Kamis, 8 Juli 2021.
Dalam perjalanannya, brand yang berbasis di Bogor, Jawa Barat ini lekat dengan jargon, "The First Artsy Batik in Indonesia," dan itu tentu bukan tanpa makna. Ana menjelaskan, penyebutannya merupakan refleksi konsistensi pihaknya memproduksi batik bermotif artistik. "Yang out of the box," imbuhnya.
Baca Juga
Advertisement
Ana menyambung, Batikorganik juga gencar mempromosikan budaya Indonesia melalui motif-motif yang menampilkan alat musik tradisional, senjata tradisional, flora dan fauna endemik, serta ikon budaya daerah. Di samping itu, sesuai namanya, mereka juga memproduksi kain batik berbahan serat organik.
Inovasi demi inovasi itu kemudian membuat produk kain batiknya digandrungi generasi muda, bahkan bisa merambah pasar internasional. "Karena permintaan yang banyak, Batikorganik tidak hanya memproduksi kain batik berserat organik, tapi juga kain batik yang ekonomis dan mudah prosesnya, yaitu batik sewarna," kata Ana.
Kini, merek kain batik yang telah mempekerjakan 15 perajin dan bermitra dengan empat pembatik itu sudah melayani pelanggan di seluruh Indonesia dan luar negeri. Masuk dalam daftar itu adalah konsumen dari Malaysia; Singapura; Brunei; Filipina; Jepang; Korea Selatan; Marafa, Nigeria; Puerto Rico; Texas, Amerika Serikat; Kanada; Swiss; dan Paris, Prancis.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Strategi Hadapi Pandemi
Pandemi membuat Batikorganik terpaksa merelakan 99 persen pesanan grosir yang disetop sejak Maret 2020. Adaptasi pun segera dilakukan dengan menerapkan sejumlah strategi. Pertama, inovasi motif batiknya tetap berjalan. Kemudian, pemilihan material kain dan pewarnaan juga tetap dilakukan seperti biasa.
"Prinsip usaha Batikorganik adalah berkolaborasi dengan UKM, menyediakan jasa desain konsep batik custom, tanpa minimal order. Tapi, karena untuk proses batik ini ada takarannya, per 10 pcs, misal pelanggan pesan satu potong, kami tetap melayani. Sisanya, sembilan pcs dijadikan stok," kata Ana.
Kemudian, mempertahankan kualitas dan meningkatkan customer value, sehingga pelanggan akan pesan lagi di masa mendatang. "Melakukan 'Good After Sales Service'. Boleh retur dan sebaik mungkin menangani komplain semisal memang ada," imbuhnya. Terakhir, aktif merilis kampanye di semua media sosial.
Advertisement
Edukasi Publik
Selain menawarkan ragam produk kain batik, Batikorganik juga aktif mengedukasi publik. Konten itu awalnya merupakan bagian dari kampanye di Instagram. Seiring waktu, mereka kian serius menggarap konten video edukasi yang disiarkan melalui kanal YouTube Batikorganik.
"Kami ingin menyelamatkan tulisan yang selama ini sudah dibagikan. Kemudian, mempromosikan batik sebagai budaya Indonesia dengan beragam tema, juga menjaga engagement pelanggan yang selama ini sudah jadi loyal customer," ucapnya.
Materi kontennya mereka himpun dari berbagai sumber dan dilakukan secara berpola, sehingga konsepnya seperti mengumpulkan puzzle tentang kain-kain batik Indonesia. Kain batik Batikorganik bisa didapatkan melalui e-commerce maupun langsung menghubungi pihaknya melalui nomor yang tertera di akun Insagarm @batikorganik. Kisaran harganya cukup terjangkau, mulai dari Rp75 ribu sampai Rp190 ribu.
Infografis Batik Dunia
Advertisement