Uu Prihatin Banyak Ulama Meninggal Karena Covid-19

Menurut Uu, sebagai kalangan yang hidup di pesantren, keberadaan ulama sangat penting untuk membentuk tatanan tatanan ahlak masyarakat.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Jul 2021, 16:47 WIB
Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum saat menyosialisasikan PPKM Darurat kepada tokoh agama, tokoh masyarakat, pimpinan pondok pesantren, dan lembaga keagamaan se-Jabar via konferensi video, Senin (5/7/2021). (Foto: Biro Adpim Jabar)

Liputan6.com, Bandung - Wakil Gubenur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum atau Uu merasa prihatin dengan banyaknya ulama yang meninggal karena Covid-19.

Menurutnya, sebagai kalangan yang hidup di pesantren, keberadaan ulama sangat penting untuk membentuk tatanan tatanan ahlak masyarakat.

Untuk itu, dengan banyaknya para ulama yang meninggal sudah selayaknya masyarakat harus intropeksi diri. Sebab, dengan wafatnya para ulama, berarti hilangnya ilmu. Artinya ini sebagai tanda-tanda akhir zaman.

"Sebagai orang pesantren sangat merasa prihatin dengan wafatnya para kiai dan ulama. Meninggalnya para ulama berarti ilmu-ilmunya ikut terbawa,"jelas Uu, Jumat (9/7/2021).

Uu yang juga Panglima Santri ini menilai, untuk membentuk menjadi seorang ulama sangatlah sulit. Sebab, sosok ulama harus memiliki pengetahuan luas di bidang ilmu agama dan mendapat legitimasi masyarakat.

Untuk itu, Uu menghimbau, kepada masyarakat khususnya di kalangan santri agar selalu menjaga kesehatan para ulama.

Para santri, untuk sementara jangan mengundang ulama untuk ceramah, atau pun bertemu. Sebab, di masa Pandemi Covid-19 ini, para kiai dan ulama jangan dulu beraktivitas di luar.

"Kami yakin kadang kadang masyarakat saking sayangnya, berebut bersalaman kepada para kiai, tapi tanpa disadari menularkan Covid-19," ucap Uu.

Selain itu, Uu juga menghimbau, untuk kalangan pesantren di Jawa Barat agar tetap mematuhi protokol kesehatan (Prokes) ketat di masa PPKM darurat ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Vaksinasi

Sementara itu, Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana menyatakan Pemerintah Kota Bandung berkomitmen memberikan vaksinasi Covid-19 kepada siapapun, termasuk bagi penyandang disabilitas. Hal ini dilakukan mencapai kekebalan kelompok.

"Ini menunjukkan keberpihakan pemerintah bahwa proses vaksinasi dilakukan dan diberikan kepada siapapun," ujarYana.

Yana menyebut, vaksinasi khusus bagi penyandang disabilitas ini merupakan pertama kalinya di Kota Bandung. "Disabilitas Kota Kandung ada 1.300 orang. Alhamdulillah hari ini 150 orang, mudah-mudahan vaksinasi kepada teman-teman disabilitas bisa terus berjalan," ungkapnya.

Dia menambahkan, untuk kaum disabilitas prosesnya tidak mudah dan diperlukan penanganan khusus. Oleh karena itu, salah satu layanan transportasi daring saat ini ikut terlibat dalam penjemputan dan pengantaran.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya