Kaspersky: Satu dari Dua Orang Cuma Mau Kencan dengan Seseorang yang Sudah Vaksin

Survei Kaspersky mengungkap, satu dari dua orang hanya mau berkencan dengan seseorang yang sudah divaksin.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 09 Jul 2021, 15:00 WIB
Ilustrasi Penggunaan Aplikasi Kencan Online Credit: pexels.com/AndreaPiacquadio

Liputan6.com, Jakarta - Dalam kondisi pandemi yang mengharuskan orang melakukan pembatasan sosial, pengguna internet lebih memperhatikan kesehatan dan keselamatan pribadi mereka saat berkencan.

Berdasarkan laporan Kaspersky, 1 dari 2 (49 persen) responden di Asia Pasifik lebih memilih untuk hanya bertemu dengan orang yang memiliki sertifikat vaksin.

Data ini tujuh poin lebih tinggi dari rata-rata global yang sebesar 42 persen. Kaspersky menyebut, masyarakat global umumnya lebih khawatir tentang pertemuan tatap muka sejak awal pandemi.

Mengutip keterangan Kaspersky, Jumat (9/7/2021), jumlah orang yang tidak menemui kencan offline mereka meningkat lebih dari dua kali lipat (dari 16 persen menjadi 35 persen).

Peristiwa pandemi global telah signifikan mengubah banyak aktivitas sehari-hari, tak terkecuali dalam berkencan. Pasalnya, selama periode isolasi diri yang diterapkan, orang-orang menghabiskan lebih banyak waktu untuk aplikasi kencan dan jumlah penggunanya terus bertambah.

Peneliti Keamanan Kaspersky David Jacoby mengatakan, transisi kencan dari online ke offline menjadi sebuah gejolak kepercayaan bagi banyak orang, tidak hanya kondisi kesehatan yang perlu dipertimbangkan tetapi juga risiko yang lebih besar saat melakukan pertemuan dengan orang asing.

"Agar dapat memperoleh pengalaman kencan online dan offline yang nyaman dan aman, penting memperhatikan data yang dibagikan dengan calon teman kencan," katanya.

Kaspersky memandang, tuntutan untuk mengetahui status vaksinasi teman kencan merupakan dampak yang jelas dari pandemi. Namun, bertemu kencan online secara langsung tampaknya menimbulkan kecemasan yang besar ketimbang menjadi sakit.


51 Persen Merasa Tidak Aman Saat Kencan Langsung

Ilustrasi Kencan Online (pixabay.com)

Secara keseluruhan, 51 persen pengguna di Asia Pasifik merasa gugup dan tidak aman ketika mereka bertemu teman kencan secara langsung untuk pertama kalinya.

"Pandemi telah mengguncang kehidupan, banyak hal yang kita anggap remeh sebelum pandemi terjadi, seperti sebuah kontak fisik intens kini berubah sebagai hal yang tidak aman untuk dilakukan," kata Terapis dari Pelatihan Munich Leibling + Schartz Birgitt Holzett.

Untuk itulah, merupakan reaksi normal bagi pengguna aplikasi kencan saat mereka bermain aman, dengan bersikeras hanya bertemu orang yang menganggap serius kesehatan dan keselamatan mereka.

"Karena mengelola diri secara baik dan serius menjadi indikator penting untuk membangun hubungan yang sukses," kata Holzzett.


Tips Kencan Online dan Offline

Depresi, Ancaman di Balik Kencan Online (Andrey Popov-shutterstock)

Berikut tips sederhana Kaspersky untuk membantu menjaga kerahasiaan data saat berkencan online:

- Hanya membagikan foto yang tidak memiliki informasi seperti alamat atau perusahaan.

- Gunakan fungsi messenger bawaan dari platform kencan alih-alih membagikan nomor telepon. Jika memutuskan pindah ke messenger lain, jangan lupa untuk mengatur agar data pribadi tetap aman.

- Gunakan solusi keamanan untuk melindungi perlindungan tingkat lanjut.

Tips berkencan yang aman:

- Selalu bertemu di tempat umum di beberapa waktu pertama.

- Berikan seluruh informasi detail mengenai pertemuan kencan kepada seseorang yang dipercaya. Misalnya kapan, di mana, dan dengan siapa.

- Jangan pernah bertemu di dekat tempat tinggal. Ini akan menghindari kemungkinan Anda diikuti.

- Jangan langsung membagikan alamat.

- Jika tidak nyaman, akhiri pertemuan tersebut.

- Percayai insting Anda, jangan mudah mempercayai orang asing.

(Tin/Isk)

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya