Potret Warga Pejompongan Berjemur di Tengah Rel untuk Tingkatkan Imun Tubuh

Warga yang tinggal di kawasan padat penduduk seperti bantaran rel kereta apai berusaha menjaga imunitas tubuh dengan berjemur dan olahraga

oleh Benedikta DesideriaFaizal Fanani diperbarui 10 Jul 2021, 11:00 WIB
Seorang pria berjemur di bantaran rel di kawasan pemukiman padat Pejompongan, Jakarta, Selasa (6/7/2021). Berjemur diri di bawah matahari di antara pukul 08.00-11.00 WIB merupakan salah satu upaya yang paling sederhana untuk menjaga kesehatan selama wabah virus COVID-19. (Liputan6.com/Faizal Fanani

Liputan6.com, Jakarta Sejak kasus COVID-19 melonjak beberapa pekan terakhir, pemandangan masyarakat berjemur di bawah sinar matahari kembali terlihat di beberapa titik. Aktivitas ini termasuk dilakukan warga kawasan penduduk di pinggir rel Pejompongan Jakarta.

Di sisi rel sebelah sana, tampak KRL melintas. Namun, seorang pria paruh baya tampak santai menggerakkan badan sembari berjemur di bawah sinar matahari.

 

Warga mengobrol sembari berjemur di bantaran rel di kawasan pemukiman padat Pejompongan, Jakarta, Selasa (6/7/2021). Berjemur diri di bawah matahari di antara pukul 08.00-11.00 WIB merupakan salah satu upaya sederha menjaga kesehatan selama pandemi virus COVID-19. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sembari duduk santai di atas rel jadi pemandangan yang lazim dilihat warga Pejompongan kala berjemur. Kereta yang melintas di sisi seberang malah jadi pemandangan yang bisa menemani sesi berjemur di tengah lonjakan kasus COVID-19 di Indonesia.

 

Aktivitas warga berjemur di bantaran rel di kawasan pemukiman padat Pejompongan, Jakarta, Selasa (6/7/2021). Berjemur diri di bawah matahari di antara pukul 08.00-11.00 WIB merupakan salah satu upaya paling sederhana untuk menjaga kesehatan selama wabah virus COVID-19. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Berjemur merupakan upaya untuk mendapatkan vitamin D bagi tubuh. Kehadiran vitamin ini memaksimalkan kerja imun tubuh.

Tak perlu lama-lama berjemur untuk mendapatkan hasil baik. Rentang waktunya pun hanya antara 10 sampai 15 menit saja untuk mencegah kerusakan atau kulit terbakar akibat paparan sinar matahari berlebih.

 

Seorang ibu berjemur di bantaran rel di kawasan pemukiman padat Pejompongan, Jakarta, Selasa (6/7/2021). Berjemur diri di bawah matahari di antara pukul 08.00-11.00 WIB merupakan salah satu upaya yang paling sederhana untuk menjaga kesehatan selama wabah virus COVID-19. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Bila ingin mendapatkan vitamin D, berjemur memang bisa dilakukan di atas jam 9 pagi. Namun, jika tanpa perlindungan seperti sunblock bisa menyebabkan kulit terbaka bila dilakukan dalam waktu yang lama. 

"Yang (tubuh) kita perlukan itu sinar UVB dari sinar matahari, bukan ultraviolet A (UVA) maupun ultraviolet C (UVC). Sinar UVB itu di atas pukul 9," kata dokter spesialis penuaan (geriatri) Siti Setiati.

Warga berolah raga ringan sambil berjemur di bantaran rel di kawasan pemukiman padat Pejompongan, Jakarta, Selasa (6/7/2021). Berjemur diri di bawah matahari di antara pukul 08.00-11.00 WIB merupakan salah satu upaya menjaga kesehatan selama wabah virus COVID-19. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya