Kebutuhan Oksigen Meningkat, Muhadjir Effendy: Untuk Pasien COVID-19 Harus Terpenuhi

Kebutuhan oksigen naik tajam, Muhadjir Effendy minta kebutuhan pasien COVID-19 terpenuhi.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 09 Jul 2021, 18:52 WIB
Menko PMK Muhadjir Effendy mengecek ketersediaan stok oksigen di 2 perusahaan pengisian dan distributor oksigen di Lampung, yaitu Perusahaan Lampung Gas dan PT Aneka Gas Industri Lampung, Kamis, (8/7/2021). (Dok Kemenko PMK)

Liputan6.com, Lampung Kebutuhan oksigen naik tajam, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI Muhadjir Effendy meminta, jangan sampai membuat kebutuhan pasien COVID-19 tak terpenuhi. Hal ini ia sampaikan saat kunjungan kerja bersama Gubernur Lampung Arinal Djunaidi dan PLT Direktur RSUD Abdul Moeloek Hairani ke RSUD Abdul Moeloek, Lampung.

Muhadjir meminta Gubernur Lampung dan Direktur RSUD Abdul Moeloek bisa mengantisipasi kebutuhan oksigen yang semakin meningkat setiap hari. Kasus COVID-19 yang terus meningkat berimbas pada kebutuhan oksigen di berbagai wilayah di Indonesia ikut melonjak. 

"Saya sudah lapor ke Pak Gubernur supaya dicari jalan keluar. Jangan sampai kebutuhan oksigen baik untuk rumah sakit maupun masyarakat terutama yang sedang melakukan isolasi mandiri tidak bisa terpenuhi," pesan Muhadjir Effendy di RSUD Abdul Moeloek, Lampung, Kamis (8/7/2021).

"Karena oksigen ini adaalah kebutuhan vital terutama bagi mereka yang sekarang menderita COVID-19."

 

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

Simak Video Menarik Berikut Ini:


Oksigen di RSUD Abdul Moeloek Menipis

Menko PMK Muhadjir Effendy mengecek ketersediaan stok oksigen di 2 perusahaan pengisian dan distributor oksigen di Lampung, yaitu Perusahaan Lampung Gas dan PT Aneka Gas Industri Lampung, Kamis, (8/7/2021). (Dok Kemenko PMK)

Muhadjir juga mendapatkan laporan ketersediaan stok oksigen di RSUD Abdul Moeloek sudah menipis. Ia meminta kepada Gubernur untuk dapat mencari solusi untuk bisa memenuhi dan menjaga stok oksigen di Provinsi Lampung.

"Saya juga tadi mengecek tangki liquid yang ada di RSUD Abdul Moeloek dengan Bu Direktur dan tadi berdasarkan laporan kebutuhannya sudah semakin menipis. Karena itu pak Gubernur sudah ada inisiatif mudah-mudahan itu menjadi jalan keluar," imbuhnya dalam keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com.

Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Lampung Arinal Djunaidi mengatakan, saat ini pihaknya juga sudah menyiapkan solusi untuk tetap menjaga ketersediaan oksigen. Ia telah meminta pihak Dinas Kesehatan Provinsi Lampung untuk menginventarisir kebutuhan oksigen.

"Solusinya, Insha Allah akan terpenuhi sesuai kebutuhan. Saya minta kepada Kepala Dinas Kesehatan untuk menginventarisir semua rumah sakit sekarang ini yang ada, baik rujukan atau tidak untuk segera menginventarisir berapa kebutuhannya," katanya.


Stok Oksigen 100 Persen untuk Kesehatan

Menko PMK Muhadjir Effendy mengecek ketersediaan stok oksigen di 2 perusahaan pengisian dan distributor oksigen di Lampung, yaitu Perusahaan Lampung Gas dan PT Aneka Gas Industri Lampung, Kamis, (8/7/2021). (Dok Kemenko PMK)

Muhadjir Effendy juga berkesempatan mengecek ketersediaan stok oksigen di dua perusahaan pengisian dan distributor oksigen di Provinsi Lampung, yaitu Perusahaan Lampung Gas, dan PT Aneka Gas Industri Lampung, pada Kamis, 8 Juli 2021.

Ia mendapatkan laporan, di Provinsi Lampung kebutuhan oksigen sangat meningkat pesat. Berdasarkan pengecekannya di Perusahaan Lampung Gas, pengisian oksigen untuk kebutuhan rumah sakit meningkat sampai 3 kali lipat.

"Biasanya satu bulan bisa mengisi 100 ton, sekarang meningkat 300 ton. Sudah naik 3 kali lipat," ujar Muhadjir saat berkunjung ke Perusahaan Lampung Gas.

Sementara itu, dalam pengecekan di PT Aneka Gas Industri Lampung, Menko Muhadjir mendapatkan laporan, pendistribusian oksigen di wilayah Lampung juga telah mengalami kenaikan drastis.

"Tadi saya dilapori. Biasanya itu hanya 150 ton sebulan. Tapi pada bulan Juni 2021 sudah 170 ton. Dan sekarang ini, baru satu minggu mereka sudah menghabiskan 50 ton. Berarti diperkiraan sampai akhir Juli bisa sampai 200 ton" tuturnya.

Pengisian dan pendistribusian oksigen di dua perusahaan di atas juga sudah tidak melayani keperluan industri untuk memfokuskan untuk keperluan medis. Tabung oksigen yang biasa dipergunakan untuk las dialihfungsi untuk penggunaan medis.

Langkah itu, kata Muhadjir, sudah sesuai dengan kebijakan Pemerintah, yaitu keperluan oksigen 100 persen harus diperuntukkan untuk kesehatan, khususnya penanganan COVID-19.

"Tadi saya sudah cek di pusat pengisian dan juga distributor. Mereka sudah menyatakan bahwa memang sekarang kebutuhan di sektor industri maupun untuk las juga sudah dihentikan. Jadi, sekarang botol-botol yang biasa untuk tukang las sekarang digunakan untuk kebutuhan rumah sakit," ujarnya.


Infografis Peta Produksi dan Solusi Krisis Oksigen

Infografis Peta Produksi dan Solusi Krisis Oksigen. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya