Liputan6.com, Jakarta Dedy Mawardi, Sekretaris Jenderal Seknas Jokowi meninggal dunia setelah positif terpapar COVID-19 dalam perawatan di salah satu rumah sakit di Kota Bandarlampung, Provinsi Lampung, Rabu.
Dedy Mawardi juga tercatat sebagai Komisaris Utama PT Perkebunan Nusantara XI (PTPN XI).
Advertisement
Dikutip dari Antara, Jumat (9/7/2021), Lurah Gunung Sulah, Kota Bandarlampung Husni Zakiya mengatakan jika Dedy Mawardi meinggal dunia pada Rabu 7 Juli 2021 sekitar pukul 12.00 WIB. Sebelum tutup usia, Dedy telah menjalini perawatan di rumah sakit selama sepekan.
"Almarhum meninggal dunia sekitar pukul 12.00 WIB, setelah satu pekan dirawat di rumah sakit," kata Husni Zakiya.
Dia mengungkapkan, bahwa informasi yang bersangkutan meninggal dunia tersebut didapatkan dari puskesmas setempat, bahkan sebelumnya pun pegawai puskesmas sudah mengkonfirmasi bahwa ada salah satu warga (Dedy Mawardi) yang dirawat di rumah sakit dan positif COVID-19.
"Setelah mendapatkan kabar duka tersebut, kami langsung lakukan tindakan sterilisasi di kediaman almarhum dengan menyemprotkan disinfektan. Lalu berkoordinasi dengan puskesmas agar semua orang yang ada di rumah almarhum dilakukan swab antigen, alhamdulillah semuanya negatif COVID-19," kata dia.
Direktur Pertama LBH Bandarlampung
Dedy Mawardi adalah Direktur pertama Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bandarlampung, kemudian menjadi advokat profesional. Dedy dikenal sebagai salah satu toko prodemokrasi di Lampung.
Belakangan Dedy aktif di Seknas Jokowi Lampung dan selanjutnya dipercaya menjadi Sekjen Seknas Jokowi sekaligus sebagai Komisaris Utama PTPN XI.
Istri Dedy Mawardi, SN Laila yang juga mantan anggota Komnas HAM kini juga sedang dalam perawatan di RS di Bandarlampung karena terpapar COVID-19 pula.
Pemakaman Dedy Mawardi, Rabu sore, dilakukan melalui protokol kesehatan, dan disiarkan secara langsung melalui daring, diikuti ratusan rekan dan kerabat dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk di Seknas Jokowi, anggota DPR, dan DPRD maupun Dewan Komisaris PTPN XI, dan rekan sesama aktivis dan advokat serta para kolega di Lampung, Palembang, dan Jakarta serta kota lainnya.
Advertisement