Erick Thohir Uji Coba Integrasi Dokumen Syarat Perjalanan Udara di Aplikasi PeduliLindungi

Menteri BUMN Erick Thohir percaya integrasi data kesehatan dengan aplikasi PeduliLindungi dapat memitigasi penyebaran pandemi COVID-19.

oleh Athika Rahma diperbarui 09 Jul 2021, 19:45 WIB
Menteri BUMN sekaligus Ketua Pelaksana KPC-PEN Erick Thohir menyambut kedatangan bahan baku vaksin Sinovac di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Senin (31/5/2021). (Dok Kementerian Komunikasi dan Informatika)

Liputan6.com, Jakarta -a Menteri BUMN Erick Thohir percaya integrasi data kesehatan dengan aplikasi PeduliLindungi dapat memitigasi penyebaran pandemi COVID-19.

Erick Thohir mengatakan integrasi sistem dan data bukan persoalan mudah tapi dampaknya luar biasa, terutama untuk memastikan program-program pemerintah tepat sasaran.

"Saya percaya integrasi ini sangat krusial untuk memitigasi penyebaran pandemi COVID-19, menciptakan rasa aman, dan melindungi kesehatan baik bagi warga Indonesia maupun asing yang menggunakan transportasi tidak hanya di masa penerapan PPKM Mikro atau Darurat tapi juga untuk masa depan," ujar Erick Thohir dalam video yang diunggah di akun resmi Instagramnya @erickthohir dikutip dari Antara, Jumat (9/7/2021).

Erick Thohir menambahkan kini sedang dilakukan uji coba penggunaan PeduliLindungi sebagai aplikasi tunggal yang terintegrasi dengan data kesehatan (hasil tes PCR/Antigen, sertifikat vaksin, dan kartu kesehatan elektronik) yang jadi syarat perjalanan udara.

"Jadi kita bisa memastikan hanya penumpang dalam keadaan sehat yang bisa melakukan perjalanan udara, sambil mencegah kasus pemalsuan hasil tes dan sertifikat vaksinasi yang jadi syarat perjalanan. Semua dilakukan tanpa harus menunjukkan dokumen fisik atau hard copy, tanpa antre dan tanpa kerumunan," kata Erick Thohir.

Erick Thohir juga mengatakan holding BUMN pariwisata dan pendukung serta Telkom turut mendukung integrasi ini agar masyarakat yang menggunakan fasilitas transportasi merasa aman dan terlindungi kesehatannya.

"Ke depannya mekanisme ini akan diperluas untuk perjalanan darat, laut, dan digunakan di lokasi-lokasi pariwisata," ujar Erick Thohir.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Erick Thohir di Sentra Vaksinasi: Mari Kita Buktikan Indonesia Bisa Menekan Kasus Covid-19 Bersama

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Dok BUMN

Menteri BUMN Erick Thohir menghargai usaha kolaborasi yang dilakukan swasta, masyarakat, organisasi nirlaba, dan komunitas dengan pemerintah untuk bersama mengencangkan program vaksinasi sebagai ikhtiar memerangi pandemi Covid-19.

Menurutnya, dengan bergotong royong, maka negara ini bisa melalui segala masalah dan menampakkan jati diri sebagai bangsa yang kuat.

Hal itu dikatakan Menteri BUMN saat mengunjungi Sentra Vaksinasi Enesis di Jakarta International Equestrian Park, Jakarta Timur, Rabu (7/7/2021).

Sentra vaksinasi yang digelar oleh produsen Antis Hand Sanitiser, Enesis Group, lalu Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) DKI Jakarta, Indonesia Respon, dan GEMAWIRA ini ditujukan untuk rekan rekan pekerja dan stakeholders transportasi publik serta masyarakat umum.

"Di tempat yang bersejarah saat Asian Games 2018 lalu, saya melihat sebuah sinergi dan sikap gotong royong berbagai pihak untuk memerangi pandemi. Serupa saat kita diragukan saat jadi tuan rumah Asian Games, namun akhirnya berhasil membuktikan kepada dunia bahwa kita bisa, maka melalui sentra vaksinasi ini, mari sekali lagi kita membuktikan bahwa kita bisa menekan kasus positif Covid-19 secara bersama pula," ujar Erick Thohir.

Dalam kesempatan tersebut, juga diserahkan bantuan dari Enesis Group, berupa 1 Juta Antis Hand Sanitiser kepada Menteri BUMN yang juga merupakan Ketua Pusat MES untuk diberikan kepada seluruh masyarakat luas melalui Indonesia Respon.

Dia berharap, sentra vaksinasi ini mampu berkontribusi atas target 8,8 juta warga DKI Jakarta yang divaksin. Dikatakan saat ini, warga ibukota yang sudah divaksin mencapai 65 persen.

"Jadi demi mewujudkan herd immunity 72 persen, keberadaan Sentra vaksinasi ini sangat dibutuhkan. Apalagi berdasarkan data dari Kemenkes, sebanyak 90 persen pasien COVID-19 yang meninggal karena tidak mau atau belum divaksin," jelasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya