KNEKS Sebut Prospek Bank Digital Syariah Kian Menjanjikan, Ini Alasannya

Prospek bank digital syariah menjanjikan karena memiliki aksesibilitas yang lebih luas dengan layanan produk yang bisa digelar dengan cepat.

oleh Tira Santia diperbarui 09 Jul 2021, 20:57 WIB
Ilustrasi bank (Sumber: Istockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Eksekutif Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) Ventje Rahardjo menilai prospek bank digital syariah menjanjikan karena memiliki aksesibilitas yang lebih luas dengan layanan produk yang bisa digelar dengan cepat.

Menurut Ventje, bank digital syariah akan menjadi model pengembangan layanan keuangan syariah. Selain aksesibilitas, standarisasi pelayanan bank digital juga lebih mudah dijaga sehingga biaya layanan menjadi lebih murah.

"Dengan pandemi, terjadi pergeseran masif ke layanan perbankan digital, jadi prospeknya menjadi sangat menjanjikan,"  ujar Ventje dikutip dari Antara, Jumat (9/7/2021).

Di sisi lain, Ventje menuturkan bahwa layanan omnichannel atau menggabungkan elemen daring dan luring, memungkinkan masyarakat untuk melakukan transaksinya secara tunai menggunakan bank notes atau melalui transaksi digital.

Keduanya, kata dia, akan mendorong masyarakat untuk punya rekening bank dan literasi keuangan syariah yang lebih cepat.

"Dengan semakin berkurangnya penggunaan uang kartal,  perekonomian kita akan berputar lebih cepat secara efisien," kata Ventje.

Salah satu bank digital syariah yaitu PT Bank Aladin Syariah Tbk. (BANK) baru saja menggandeng salah satu perusahaan ritel terbesar di Indonesia, PT Sumber Alfaria Trijaya (Alfamart) melalui layanan omnichannel. Ventje pun menilai kerja sama kedua perusahaan sejalan dengan pengembangan ekonomi syariah.

"Kerja sama Bank Aladin dengan Alfamart sejalan pengembangan ekosistem digital syariah sebagai bagian strategis dalam pengembangan ekosistem ekonomi syariah," ujar Ventje.

Ventje menyampaikan melalui sinergi kedua perusahaan tersebut, layanan bank syariah dapat diakses lebih mudah dan cepat oleh masyarakat lewat daring, maupun lewat jaringan Alfamart secara luring, serta literasi dan inklusivitas keuangan syariah juga bisa terakselerasi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Bank Syariah: Jangan Tergesa-gesa Tarik Dana Haji

Tumpukan uang kertas pecahan rupiah di ruang penyimpanan uang "cash center" BNI, Kamis (6/7). Tren negatif mata uang Garuda berbanding terbalik dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mulai bangkit ke zona hijau. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Abisindo) meminta masyarakat, khususnya para calon jamaah haji Indonesia tetap tenang dan tidak tergesa untuk menarik dana haji setelah keluarnya keputusan pembatalan penyelenggaraan ibadah haji 2021. Ketua Umum Asbisindo Hery Gunardi memastikan dana haji masyarakat ditempatkan secara aman.

"Masyarakat tidak perlu khawatir dengan dana haji. Insya Allah aman. Kami juga berharap masyarakat tidak tergesa-gesa menarik dana hajinya," kata Hery dalam keterangan persnya, Jakarta, Senin (14/6/2021).

Hery menuturkan ketenangan para calon jemaah merupakan hal yang sangat dibutuhkan dalam menyikapi berbagai perkembangan pasca keputusan pembatalan pemberangkatan jemaah haji 2021. Dia ingin masyarakat berpikir positif dan mendukung kebijakan Pemerintah terkait dengan persoalan pemberangkatan haji pada tahun ini.

Direktur Utama Bank Syariah Indonesia (BSI) ini menjelaskan pembatalan pelaksanaan ibadah haji tahun ini dilakukan demi menjaga kesehatan dan keselamatan calon jemaah haji. Dia menegaskan pembatalan tersebut tidak ada hubungannya dengan finansial.

"Keputusan Pemerintah tersebut tidak ada hubungannya dengan persoalan finansial sebagaimana isu yang santer beredar belakangan ini,” ujar Hery.

Hingga saat ini dana milik para jemaah haji yang ditempatkan di Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) atau bank syariah yang ditunjuk oleh BPKH. Dana haji ini tetap aman dan dikelola secara prudent dan profesional.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya