Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan rintisan (startup) unicorn PT Bukalapak.com Tbk bakal meraih dana dari penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) sebanyak-banyaknya Rp 21,9 triliun.
IPO Bukalapak ini termasuk perusahaan unicorn teknologi pertama di Indonesia yang memanfaatkan dana dari pasar modal. Bukalapak berencana menawarkan sekitar 25.765.504.851 atau sekitar 25,76 miliar ke publik dengan nilai nominal Rp 50. Harga penawaran berkisar Rp 750-Rp 850 per saham. Dengan demikian, target dana yang diperoleh dari IPO sekitar Rp 19,32 triliun-Rp 21,90 triliun.
Advertisement
Mengutip yahoo finance, Jumat (9/7/2021), nilai kapitalisasi pasar Bukalapak diperkirakan USD 5,6 miliar atau sekitar Rp 81,30 triliun (asumsi kurs Rp 14.518 per dolar AS).
Dengan perolehan target dana sebanyak-banyaknya Rp 21,90 triliun, IPO Bukalapak akan mencatatkan target perolehan dana IPO terbesar di Indonesia. Realisasi itu melebihi IPO PT Anergy Tbk pada 2008 yang mencapai USD 1,3 miliar atau sekitar Rp 18,87 triliun.
IPO Bukalapak akan menjadi tonggak sejarah bagi Asia Tenggara. Pandemi COVID-19 telah mendorong permintaan e-commerce di Indonesia. Bukalapak bersaing dengan Tokopedia yang didukung Softbank Group Corp, grup Lazada dari Alibaba broup Holding Ltd dan Shopee, sebuah unit dari Singapura yang didukung Sea Ltd.
Pada 2020, total processing value (TPV) perseroan mencapai Rp 85 triliun. Hingga 31 Desember 2020, jumlah pengguna yang terdaftar sebanyak 104,9 juta.
“Melalui rencana IPO ini, kami yakin, dapat semakin memperkuat jaringan bisnis dan memberikan kesempatan kepada siapapun untuk berkembang bersama guna mewujudkan ekosistem digital, serta memajukan UMKM di Indonesia. Hal ini sejalan dengan misi Bukalapak untuk mewujudkan perekonomian yang adil bagi semua,” CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin dalam keterangan tertulis.
Bursa saham Indonesia yang mencatat kapitalisasi pasar saham USD 450 miliar melampaui Singapura sedang menuju tahun luar biasa. Dari Hong Kong hingga London, bursa saham di seluruh dunia mencoba menangkap sebagian dari ledakan IPO global.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Rincian Penggunaan Dana IPO
Sebelumnya, Perusahaan unicorn Bukalapak akhirnya mengumumkan rencana penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) pada Jumat, 9 Juli 2021. Perseroan mengincar dana IPO sebanyak-banyaknya Rp 21,90 triliun.
Mengutip prospektus singkat, PT Bukalapak.com Tbk menawarkan sebanyak-banyaknya 25.765.504.851 yang merupakan saham baru dan dikeluarkan dari portepel perseroan dengan nilai nominal Rp 50. Jumlah saham itu sebanyak-banyaknya 25 persen dari modal ditempatkan disetor perseroan setelah IPO.
Harga penawaran berkisar Rp 750-Rp 850 per saham. Dengan demikian, target dana yang diperoleh dari IPO sekitar Rp 19,32 triliun-Rp 21,90 triliun.
Seluruh dana IPO Bukalapak itu antara lain digunakan sekitar 66 persen untuk modal kerja. Sedangkan sisanya untuk modal kerja entitas anak. Rincian modal kerja entitas anak itu antara lain sekitar 15 persen dialokasikan kepada PT Buka Mitra Indonesia (BMI), sekitar 15 persen dialokasikan kepada PT Buka Usaha Indonesia.
Selanjutnya satu persen dialokasikan kepada PT Buka Investasi Bersama, sekitar satu persen kepada PT Buka Pengadaan Indonesia, satu persen untuk Bukalapak Pte Ltd, dan satu persen untuk PT Five Jack (Five Jack Indonesia).
Presiden Direktur Bukalapak Muhammad Rachmat Kaimuddin menuturkan, dana IPO digunakan untuk modal kerja sehingga mempercepat kemajuan operasi yang lebih banyak. Selain itu juga mendorong digitalisasi sehingga fokus untuk menjangkau pengguna untuk akses jual beli di kota hingga desa.
"IPO proceed jadi sekitar 66 persen untuk Bukalapak.com di situ akan banyak development, sisanya sebagian besar ke anak perusahana termasuk Mitra Bukalapak,” ujar dia, saat konferensi pers virtual, Jumat, pekan ini.
Dalam gelaran IPO ini, Bukalapak juga mengalokasikan sebanyak-banyaknya sebesar 0,1 persen dari saham yang ditawarkan untuk program alokasi saham kepada karyawan atau employee stock allocation (ESA). Jumlah itu sebanyak-banyaknya sebesar 25.765.505 saham dengan harga pelaksanaan ESA yang sama dengan harga penawaran.
Selain itu, perseroan akan mengalokasikan sebanyak-banyaknya sebesar 4,91 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO untuk program management and employee stock option plan (MESOP) atau sebanyak-banyaknya 5.060.345.153 dengan harga pelaksanaan MESOP sekurang-kurangnya 90 persen dari rata-rata harga penutupan saham perseroan selama kurun waktu 25 hari bursa berturut-turut di pasar regular sebelum permohonan pencatatan dilakukan ke BEI.
Dalam rangka IPO ini, perseroan telah menunjuk penjamin pelaksana emisi efek antara lain PT Mandiri Sekuritas dan PT Buana Capital Sekuritas. Sedangkan penjamin emisi efek antara lain PT UBS Sekuritas Indonesia dan PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia.
Jadwal sementara IPO antara lain masa penawaran awal pada 9-19 Juli 2021, tanggal efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 26 Juli 2021, masa penawaran umum perdana saham 28-30 Juli 2021. Tanggal penjatahan 3 Agustus 2021, tanggal distribusi saham secara elektronik dan pengembalian uang pesanan pada 5 Agustus 2021, dan pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 6 Agustus 2021.
Advertisement