Liputan6.com, Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengajak masyarakat menyatukan daya dan kekuatan untuk mencari solusi menghadapi pandemi Covid-19 di Indonesia.
Dia juga meminta masyarakat tidak pesimistis dan meragukan kemampuan Indonesia keluar dari krisis Covid-19.
Advertisement
"Dalam hal apapun, pesimisme tidak akan pernah membuat masalah terselesaikan. Pesimisme membuat otak kreatif kita buntu, energi kita habis tersedot," kata Moeldoko dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Sabtu (10/7/2021).
Mantan Panglima TNI tersebut juga meminta agar semua pihak mulai melepaskan perbedaan dan kepentingan, untuk merefleksikan hal-hal yang bisa dikontribusikan kepada kemajuan bangsa.
"Pemerintah tidak anti-kritik, namun untuk saat ini marilah sertai kritikan dengan solusi. Bantu kami berpikir dan bantu kami menyelamatkan masyarakat. Mari kita sama-sama bergerak untuk pemulihan bersama," imbau Moeldoko seperti dilansir Antara.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi, pada Kamis, 1 Juli lalu mengumumkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di 122 kabupaten dan kota di Jawa dan Bali sejak 3 Juli hingga 20 Juli mendatang.
Selama pemberlakuan PPKM Darurat, aktivitas masyarakat di sektor pekerjaan, pendidikan, transportasi, wisata, dan lainnya dibatasi. Pemerintah juga akan memberlakukan sanksi kepada pelanggar peraturan PPKM Darurat sesuai bunyi UU Wabah Penyakit Menular dan UU Kekarantinaan Kesehatan.
"PPKM darurat merupakan salah satu skenario pemerintah untuk menekan penyebaran. Mobilitas orang tanpa gejala atau OTG dapat dikendalikan, karena mereka yang berstatus OTG inilah yang berbahaya dalam penyebaran virus," kata Moeldoko.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap 3m #vaksinmelindungikitasemua
Saksikan video pilihan di bawah ini:
PPKM Darurat, Mobilitas Warga Berkurang 30 Persen
Menurut Moeldoko, pemerintah telah mengupayakan penanganan pandemi dari segala lini. Baik dari segi realokasi anggaran, penyediaan tambahan tempat tidur bagi pasien, pengadaan oksigen, upaya percepatan vaksin, hingga tindakan tegas yang diberikan pada para pelanggar PPKM Darurat serta para penimbun obat-obatan dan oksigen.
Moeldoko mengakui bahwa pengimplementasian PPKM bukan tanpa tantangan. Berdasarkan pantauan dari pemerintah, tingkat mobilitas masyarakat di masa PPKM Darurat baru berkurang 30 persen.
Sedangkan PPKM Darurat baru akan dianggap berhasil jika mampu menekan mobilitas di angka 50 persen.
"Oleh sebab itu pemerintah tetap akan memperketat PPKM Darurat sampai tanggal 20 Juli," tegas Moeldoko.
Advertisement