Panduan Isolasi Mandiri di Rumah yang Aman dan Nyaman

Pada pasien COVID-19 dengan gejala ringan terutama pada orang tanpa gejala bisa melakukan isolasi mandiri di rumah. Keputusan melakukan isolasi mandiri di rumah sebaiknya diambil setelah berkonsultasi dengan dokter.

oleh Septika Shidqiyyah diperbarui 10 Jul 2021, 16:00 WIB
Banner Infografis Pedoman Isolasi Mandiri Pasien Tanpa Gejala Covid-19. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Gelombang kenaikan kasus COVID-19 yang terjadi beberapa waktu terakhir ini membuat banyak orang kesulitan mencari rumah sakit untuk penderita COVID-19.

Pada pasien COVID-19 dengan gejala ringan terutama pada orang tanpa gejala (OTG), bisa melakukan isolasi mandiri di rumah. Hanya saja, hal ini tidak boleh dilakukan dengan sembarangan. Keputusan melakukan isolasi mandiri ini sebaiknya diambil setelah berkonsultasi dengan dokter.

Pada saat melakukan isolasi mandiri ada dua hal yang harus dipersiapkan yaitu persiapan diri sendiri dan persiapan lingkungan. Untuk persiapan diri sendiri, kita harus memahami bahwa isolasi mandiri berarti kita melakukan isolasi atau mengisolasi diri sendiri untuk tidak bertemu dengan orang lain, jadi dalam hal ini maka kita harus memastikan bila kita melakukan isolasi mandiri di rumah, maka kita harus dalam ruangan yang terpisah, baik tidur, makan atau juga pakaian.

Untuk persiapan lingkungan, hendaknya dalam lingkungan keluarga di rumah, tidak ada seseorang yang masuk dalam kategori rentan seperti usia anak-anak maupun seseorang yang lanjut usia. Jika kedua hal tersebut sudah bisa terlaksana, maka orang tersebut bisa melakukan isolasi mandiri.


Panduan selama isolasi mandiri di rumah

Menurut dr. Herwindo Pudjo Brahmantyo, Sp.PD, spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit Saiful Anwar Malang, terdapat sejumlah hal yang bisa dipersiapkan pasien isolasi mandiri. Berikut sejumlah hal yang perlu disiapkan ketika melakukan isolasi mandiri di rumah.

1. Memenuhi Kebutuhan Vitamin

Memenuhi kebutuhan vitamin tubuh merupakan hal yang harus dilakukan untuk menjaga kebugaran serta mencegah kondisi memburuk. Pada masa isolasi mandiri, vitamin ini juga bisa diperoleh dengan konsumsi suplemen.

"Untuk konsumsi vitamin D, cukup 1000 atau 5000 sehari," terang dr. Herwindo.

"Sedangkan untuk vitamin C, sampai 1000 mg per hari," sambungnya.

Suplemen vitamin ini terutama vitamin C dan D serta tambahan vitamin E dan Zinc disebut dr. Herwindo merupakan yang paling wajib ketika seseorang menjalani isolasi mandiri.

"Nah, golongan obat ini termasuk hal yang fardhu ain gitu," tegasnya.

2. Selalu Gunakan Masker

Hal selanjutnya yang penting untuk dilakukan adalah tetap menggunakan masker ketika di rumah. Hal ini penting untuk menjaga agar orang lain tidak ikut terinfeksi.

dr. Herwindo mengatakan bahwa masker merupakan perlindungan utama.

"Tidak esensial untuk nassal spray atau obat kumur," jelasnya.

3. Termometer

Usai dua hal yang wajib dimiliki tersebut, dr. Herwindo menjelaskan hal lain yang penting dimiliki adalah termometer. Penggunaannya untuk mengukur suhu pasien sehari-hari dan melihat apakah ada perubahan.

4. Oxymeter

Selanjutnya adalah oxymeter yang bisa membantu untuk mengukur saturasi oksigen. Keberadaan termometer dan oxymeter ini dirasa sudah cukup bagi pasien kondisi ringan sehingga tidak perlu menyediakan tabung oksigen.

"Kecuali kalau kadar oksigen benar-benar turun dan rumah sakit benar-benar penuh baru tabung oksigen ini diperlukan," terangnya.

5. Konsultasi Dokter

Hal lain yang juga penting untuk terus dilakukan oleh pasien isolasi mandiri adalah konsultasi dengan dokter melalui telemedicine. Hal ini penting untuk memantau kondisi pasien serta berkonsultasi jika terjadi perubahan dalam kondisinya.

"Yang lebih penting lagi sebenarnya adalah konsultasi terus dengan dokter via telemedicine," jelasnya.

6. Melakukan Latihan Pernapasan untuk Cek Kondisi

Bagi pasien isolasi mandiri, untuk mengetahui kondisinya apakah normal atau tidak, dr. Herwindo menyarankan untuk melakukan latihan pernapasan selama satu menit. Cara ini bisa dilakukan dengan menghitung jumlah napas yang dilakukan dalam satu menit.

"Normalnya, 16-20 kali dalam 1 menit untuk orang dewasa," jelas alumnus Universitas Brawijaya Malang tersebut.

Ketika jumlah napas seseorang lebih banyak dari 20 kali dalam semenit, maka penting untuk segera mendapat pertolongan dokter. Konsultasi via telemedisin bisa dilakukan atau segera ke rumah sakit karena hal ini merupakan tanda kadar oksigen atau saturasi sudah turun.


Panduan Dasar Isoman di rumah Lainnya

Menurut Guru Besar Paru FKUI, Prof. Tjandra Yoga Aditama ada beberapa panduan dasar lainnya yang perlu disiapkan dan dilakukan pasien Covid-19 saat isolasi mandiri di rumah.

Di antaranya, terpenuhinya kebutuhan sehari-hari seperti makan dan minum, istirahat cukup, ruang isolasi yang layak dengan ventilasi baik, pakaian dan tempat tidur yang memadai.

Pasien juga perlu tetap melakukan pola hidup sehat termasuk berolahraga, menjaga kebersihan dan mengelola kemungkinan stres dengan baik.

Kemudian, terjaminnya keamanan seperti tidak ada risiko arus pendek listrik di kamar atau tergelincir di kamar mandi karena tidak dibersihkan rutin. Hal berikutnya, dukungan moral dan sikap positif dari anggota keluarga, kerabat hingga tetangga.

Pasien juga sebaiknya menginformasikan pada pihak RT/RW sedang melakukan isolasi mandiri, agar bisa mendapatkan bantuan jika memerlukannya. Pada kasus isolasi mandiri yang melibatkan satu keluarga, dukungan mulai dari moral hingga penyediaan pangan dan obat-obat dari RT/RW bisa sangat diperlukan.

Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara 2018-2020 itu itu juga mengingatkan untuk selalu sedia obat-obatan baik untuk COVID-19 maupun untuk penyakit penyerta yang mungkin ada, dan sudah rutin dikonsumsi.

Pasien yang isoman di rumah juga bisa membuat catatan gejala, seperti yang pernah direkomendasikan dokter sekaligus penyintas COVID-19 Twindy Rarasati untuk melihat ada tidaknya perburukan gejala.


Pencegahan penularan orang lain di rumah

Aspek lainnya yang juga perlu diperhatikan, yakni pencegahan penularan dengan orang lain di dalam rumah. Pada kasus COVID-19 yang hanya dialami satu ada sebagian anggota keluarga, perlu ada pemisahan kamar tidur antara pasien dan anggota keluarga yang bukan pasien COVID-19, alat makan kemudian alat mandi dan alat pribadi lain.

Pasien sangat disarankan untuk menggunakan masker secara tepat dan tidak keluar urmah sampai masa isolasi selesai.

Mengacu pada pedoman World Health Organization (WHO) saat isolasi mandiri penting untuk mempersiapkan kontak dokter, fasilitas kesehatan, darurat (hotline), dan orang terdekat.

Selain menjadi cara untuk mencegah penyebaran COVID-19 dari pasien terkonfirmasi, isolasi mandiri juga dinilai menjadi strategi untuk mengurangi beban yang diterima rumah sakit.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya