Liputan6.com, Jakarta - Pihak RSUD dr. Iskak Tulungagung menyatakan Pengasuh Pondok Pesantren Al-Falah di Desa Ploso, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, KH Zainudin Djazuli meninggal saat berada dalam perawatan di ruang transit intensif.
Ruang transit intensif merupakan ruang perawatan sementara bagi pasien yang menunggu hasil pemeriksaan atau tes usap PCR guna memastikan ada/tidaknya paparan COVID-19.
Advertisement
"Kondisi almarhum terus naik turun sejak mulai masuk RSUD dr. Iskak pada Rabu (7/7) sore sekitar pukul 15.30 WIB," kata Kasubbag Humas RSUD dr. Iskak Tulungagung, Mochammad Rifai di Tulungagung, Sabtu 10 Juli 2021.
Sejak awal masuk IGD, KH Djazuli saat itu langsung dibawa ke ruang transit intensif untuk memastikan sakit yang diderita tokoh ulama asal Ploso, Kediri itu.
Hasil tes usap PCR keluar, dan KH Zainudin Djazuli yang sebelumnya dalam status menunggu hasil pemeriksaan laboratorium, dipertahankan di ruang transit intensif untuk mendapatkan perawatan optimal.
"Ruang transit intensif ini adalah ruang steril yang sudah menerapkan standar penanganan pasien COVID-19. Meskipun si pasien statusnya masih 'suspect', belum positif (COVID-19), ataupun yang sudah terkonfirmasi positif namun masih menunggu kamar layanan di ruang intensif COVID-19. Tempat tidur antar pasien maupun dengan ruang perawat dipisah dinding transparan untuk mencegah risiko penularan," terang Rifai.
Namun kondisi klinis KH Zainudin Djazuli tidak stabil. Saturasi oksigen dalam darahnya juga menurun sehingga petugas memasang ventilator, untuk membantu pernafasannya.
"Sempat membaik, namun kemudian kondisi kesehatan almarhum KH Djazuli mengalami pemburukan sehingga meninggal pada Sabtu (10/7) sore tadi, sekitar pukul 14.45 WIB," katanya yang dikutip dari Antara.
Informasinya, KH Djazuli sedianya dipindah ke ruang perawatan intensif COVID-19 di Pulmonary Center. Namun karena pasien di Pulmonary Center masih penuh, keberadaannya masih dipertahankan di ruang transit intensif IGD yang dulunya merupakan ruang "High Care Unit" (HGU) IGD RSUD dr. Iskak.
Ruang transit intensif ini memiliki standar fasilitas untuk pelayanan pasien COVID-19. Selain setiap tempat tidur dikelilingi dinding kaca, juga telah dilengkapi ventilator serta hepafilter. Alat penghisap bertekanan negatif yang mampu menghisap bahkan mematikan virus ataupun partikel kecil lainya.
Jenazah almarhum KH Zainudin Djazuli kemudian diperlakukan dengan standar perlakuan jenazah pasien COVID-19. Usai dimandikan, dikafan dan dimasukkan ke peti mati, jenazah kemudian dibawa ke Ponpes Al Falah untuk selanjutnya dimakamkan di makam keluarga di area pesantren. Tepatnya di samping Masjid PP Al Falah.
Di lokasi tersebut juga ada makam KH Djazuli Utsman dan ibu Nyai Hj Rodliyah Djazuli.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Duka Mendalam Bagi Santri
Wafatnya Gus Dien juga menjadi duka mendalam bagi keluarga, santri, hingga alumni. Para santri juga sudah menyiapkan rencana pemakaman almarhum, yang juga segera dilakukan.
M Irfan Ilmie, salah satu alumni santri PP Al Falah, Ploso, Kabupaten Kediri mengaku sangat kehilangan. Walaupun kini bekerja di luar negeri, ia tetap mempunyai hubungan yang baik dengan pesantren.
"Beliau salah satu ulama yang mampu memodernisasi pondok pesantren salaf di Jawa," kata Irfan.
Gus Dien adalah putra pertama pendiri PP Al Falah, Ploso, KH Djazuli Utsman. Gus Dien adalah kakak kandung ulama nyentrik KH Hamim Djazuli atau yang akrab disapa Gus Miek. Setahun sebelumnya adik beliau, KH Fuad Mun'im Djazuli juga wafat.
PP Al Falah, Ploso, merupakan pondok pesantren salaf termuda di Jawa karena baru dua generasi. Kini tinggal dua adik beliau yang mengasuh PP Al Falah yakni KH Nurul Huda Djazuli dan Ibu Nyai Hj Badriyah Djazuli. Tiga adik beliau, yakni KH Fuad, KH Munif Djazuli dan Gus Miek telah lebih dulu wafat.
Advertisement