Liputan6.com, Jakarta Di tengah situasi lockdown nasional COVID-19, ribuan warga Bangladesh berkerumun untuk melihat langsung sapi kerdil setinggi 51 sentimeter, Rani, yang diklaim sebagai sapi terkecil di dunia oleh pemiliknya.
Tersebarnya gambar Rani di dunia maya mengundang banyak orang untuk datang meskipun transportasi nasional ditutup karena infeksi dan kematian akibat virus corona di negara tersebut sangat tinggi.
Advertisement
Alih-alih menyerah, warga malah berbondong-bondong naik becak ke pertanian di Charigram, 30 kilometer barat daya Dhaka.
"Saya belum pernah melihat yang seperti ini dalam hidup saya. Tidak pernah," kata Rina Begum, 30, yang berasal dari kota tetangga, mengutip ABC, Minggu (11/7/2021).
Rani memiliki panjang 66 sentimeter dan berat hanya 26 kilogram tetapi pemiliknya mengatakan itu 10 sentimeter lebih pendek dari sapi terkecil di Guinness World Records.
Simak Video Berikut Ini
Mengabaikan Lockdown untuk Swafoto
M A Hasan Howlader, manajer peternakan Shikor Agro, menggunakan pita pengukur untuk menunjukkan kepada puluhan penonton bagaimana Rani mengerdilkan saingan terdekatnya Manikyam, seekor sapi di negara bagian Kerala di India yang saat ini memegang rekor dunia.
"Orang-orang datang jauh meskipun ada penguncian virus corona. Sebagian besar ingin berfoto selfie dengan Rani," kata Howlader kepada AFP.
Ia menambahkan, lebih dari 15.000 orang telah datang untuk melihat Rani dalam tiga hari terakhir.
"Jujur saja, kami lelah," katanya.
Advertisement
Pengunjung Bisa Ancam Kesehatan Rani
Guinness World Records mengatakan Manikyam, dari jenis Vechur, tingginya 61 sentimeter pada Juni 2014.
Rani adalah sapi Bhutti, atau Bhutan, yang dagingnya memiliki harga tinggi di Bangladesh. Bhutti lain di pertanian dua kali ukuran Rani.
"Kami tidak mengharapkan minat yang begitu besar. Kami tidak berpikir orang akan meninggalkan rumah mereka karena situasi virus yang memburuk. Tetapi mereka datang ke sini berbondong-bondong," kata manajer itu.
Sajedul Islam, kepala dokter hewan pemerintah untuk wilayah tersebut, mengatakan Rani adalah produk "perkawinan sedarah genetik" dan tidak mungkin menjadi lebih besar.
Islam mengatakan dia telah mengimbau pihak peternakan untuk membatasi masuknya turis.
"Saya mengatakan kepada mereka bahwa mereka tidak boleh membiarkan begitu banyak orang memadati pertanian. Mereka mungkin membawa penyakit di sini yang mengancam kesehatan Rani," katanya.
Infografis Sudah Vaksinasi COVID-19? Jangan Kendor 5M!
Advertisement